Keempat puluh lima

152 28 9
                                    

Selamat hari kemerdekaan, semuanya!

🦅

H

appy Reading ♡

Naruto saat ini sedang duduk diperpustakaan sekolah, didepannya terdapat laptop yang menyala menayangkan sebuah video, matanya menatap datar orang-orang yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto saat ini sedang duduk diperpustakaan sekolah, didepannya terdapat laptop yang menyala menayangkan sebuah video, matanya menatap datar orang-orang yang ada disana. Naruto sudah menyelesaikan bukti-bukti yang akan dikirim kepolisi dibantu Julian.

Naruto memandangi file itu sebelum mengirimkannya, tatapannya kosong, ia kebingungan. Seharusnya pemuda itu lega karena akhirnya bisa lepas dari tuduhan ini namun yang dirasakannya adalah sesak didada, ia tidak bisa menerima ini begitu saja. Naruto bukan pendendam, ia tidak mau menumpuk dendam untuk orang yang tidak punya perasaan.

Tetapi, dia hanya manusia dengan nama tidak sempurna.

Pemuda itu mengepalkan tangannya dan hendak bangkit untuk melakukan rencananya namun kedatangan Ino mengurungkan niatnya. Teman dekat Sasuke itu duduk tepat didepannya dengan memandangnya. Naruto yang merasa diperhatikan balik menatap Ino membuat gadis itu menggulirkan pandangannya.

"Sasuke dimana?" Ino bertanya guna menghalau rasa gugup.

"Tadi ke toilet lalu ke kantin sama Sakura," Jawab Naruto apa adanya dan Ino mengangguk saja karena dia pun sudah tahu dari awal.

Hening sebentar, tapi setelah itu di isi dengan suara mereka yang terdengar bersamaan.

"Naruto,"

"Ino,"

Keduanya diam sampai Naruto bersuara. "Kamu duluan," Ujarnya.

Ino yang dimintai duluan tampak menunduk dengan mengigit bibir bawahnya, jemarinya mendingin saat perang batin terjadi padanya. Gadis itu menghela nafas sebelum membuka suara.

"Aku suka kamu, Naruto." mulus sekali pernyataanya.

"Sejak kita satu kelas, sejak aku bantuin kamu yang waktu itu di bully, aku suka kamu sejak pertama kali kita ketemu. Nar, mati-matian aku nyangkal perasaan ini karena aku tau hati kamu buat Sasuke, aku tau itu. Aku ngerasa bersalah punya perasaan ini sama kamu. Tapi, hati nggak bisa bohong, aku beneran sayang kamu, Nar." Ino mengucapkannya sekaligus membuat Naruto menatapnya terkejut, jelas sekali ia tidak pernah mengira ini.

"Ino, terima kasih. Tapi, maaf, aku nggak bisa membagi perasaan seperti itu. Terima kasih karena udah bantuin aku waktu itu, kamu orang pertama yang ulurin tangan buat aku," Naruto mengusap singkat punggung tangan Ino yang dingin.

"Maaf ya, aku nggak sempurna buat siapa-siapa," Pungkas Naruto tersenyum. Ino yang mendengarnya menggeleng dengan lelehan air mata di pipinya. Ino lega sudah menyampaikan ini, tidak ada niat dihatinya untuk mengambil posisi Sasuke.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang