Ketigabelas

299 39 7
                                    

Happy Reading ✨

"Ini" Naruto menyerahkan sebotol air mineral saat Sai baru saja keluar dari ruang kepala sekolah dengan kertas ditangannya. Sai mengambilnya menggunakan tangan yang bebas.

"Terimakasih." Naruto mengangguk

"Kalau gitu, aku kekelas deluan ya." Pamitnya yang diangguki oleh Sai, pemuda itu berbalik dan berjalan biasa menuju kelas sampai suara Sai memanggilnya

"Nar!," Naruto membalikkan badan untuk melihat Sai, menatap lelaki itu.

"Hati-hati yaa" Lanjutnya yang membuat Naruto heran tapi ia enggan bertanya lantas mengangguk saja lalu melanjutkan jalannya.

Selama perjalan Naruto tak terlalu memusingkan perkataan Sai tadi, sekarang yang membuatnya bingung adalah tatapan para murid dikoridor yang begitu tajam, menusuk, bahkan tampak meremehkan, dan semua itu tertuju padanya. Sudah biasa memang, tapi kali ini berbeda.

Dengan cepat Naruto berjalan masuk kekelasnya yang berada diujung dan menutup pintu.

Bugg

"ahkk.." Pemuda itu meringis tertahan kala buku fisika setebal lima ratus halaman menghantam wajahnya dan jatuh kebawah.

Naruto menunduk melihat buku yang kini menimpa kakinya, lalu naik menatap seluruh teman sekelasnya

"Sekarang apa lagi?" Tanyanya seolah sudah paham kalau ia akan mendapatkan sesuatu, lagi. Semua hanya diam dengan senyum meremehkan termasuk Sasuke yang memandangnya dengan pandangan yang sulit dimengerti, sampai Juugo berjalan mendekat

Lelaki itu menepuk pundak Naruto, lalu mendekatkan wajahnya hingga ketelinga lelaki itu

"Bagaimana rasanya direhabilitasi?" Bisiknya, dan tersenyum miring ketika merasakan bahu orang didepannya menegang. Juugo menarik kembali dirinya.

Naruto terdiam,kilasan masa lalu sejenak terputar dikepalanya lalu kosong dan kembali terputar lagi

"Ternyata, kau, sudah jadi kriminal sejak dini ya" Juugo kembali bersuara, membuat Naruto menatapnya tajam

"Kenapa? Mau bilang kalau itu benar?"
"Membunuh saudara sendiri? Menjijikan!" Naruto masih menatap Juugo tajam, hatinya bertanya-tanya kenapa dia tahu?

"Dari man-

"Semua juga tau, kalau kau pembunuh!" Erika menyela perkataan Naruto yang diangguki semua pembunuh!" Erika menyela perkataan Naruto yang diangguki semua orang. Dan tak lama cibiran menyakitkan mulai terlontar.

"Dasar pembunuh!"

"Kejam"

"Tidak tahu malu"

"Aku jadi takut"

"Kasihan keluarganya"

Naruto menghela nafasnya, menyamarkan sakit kepala yang kembali mendera setiap teringat kilasan masa lalu, lelaki itu keluar kelas meninggalkan lebih banyak cibiran menyakitkan lagi jika didengar, ingin menyangkal pun orang-orang didalam sini akan menutup telinga mereka. Naruto pergi bukan ingin lari, dia hanya ingin mencari tahu.

Tapi, sepertinya prosesnya akan sangat panjang dan melelahkan, karena keputusannya untuk keluar malah memperparah keadaan.

Kini didepannya banyak sekali pasang mata yang menatapnya meremehkan bahkan lebih parah dari yang tadi,

Dan tak lupa kata-kata pedas yang keluar dari mulut mereka.

"Oh, ini, pembunuh itu"

"Tidak tahu malu ya"

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang