Ketigapuluh delapan

164 31 6
                                    

Happy reading

Pagi ini Naruto bertanya kembali kepada Sara perihal tahukah wanita itu kapan Kakashi akan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Naruto bertanya kembali kepada Sara perihal tahukah wanita itu kapan Kakashi akan pulang.

"Kalau pulangnya kapan, Bibi ngga tau, Na. Kenapa? Ada perlu sama Tuan Kakashi?" Tanya Sara.

Naruto yang sedang mengunyah roti isi marshmellownya mengangguk. "Iya Bi, mau pinjem laptop Paman Ashi." Jawabnya setelah menelan makanannya.

"Kamu telfon aja kalau engga." Saran wanita itu.

Naruto menggeleng. "Engga deh Bi, takut ganggu aku."

Naruto menghabiskan susunya lalu berpamitan pergi kepada Sara. Anak itu melewati ruang keluarga, dari bawah ia menatap sebentar pintu kamar Roseline yang tertutup. Tadi pagi-pagi sekali ia diam-diam mengecek keadaan neneknya yang sudah terlihat lebih baik. Naruto lega tentu saja dan kembali ia lanjutkan langkahnya keluar menuju motor pemberian nenek dari ibunya. Sandriana.

Naruto berhenti ketika melihat Menma yang berdandar dimobilnya dengan memegang sesuatu.

"Ini." Menma menyerahkan benda persegi yang Naruto kenali. "Pakai dulu laptop ku yang lama, nanti setelah grandma sembuh akan kubelikan yang baru." Ucap pemuda itu setelah melihat kebingungan diwajah Naruto.

Naruto yang sedikit tidak menyangka memastikan kembali untuk bisa ia percaya. "Boleh?" Tanya anak itu ragu mengabaikan pertanyaan "Dari mana Menma tau?"

"Iya, ambil. Pegel ini tangan." Menma tampak kesal.

"Beneran?"

Kesabaran Menma memang tipis maka dari itu ia menarik tangan Naruto untuk memindahkan laptop ke tangan anak itu. "Hm." Setelahnya berlalu pergi.

Naruto yang melihatnya tersenyum jahil setelah mengucapkan terimakasih. Pemuda itu memasukkan laptop hitam pemberian Menma ke dalam tas nya lalu melanjutkan aktivitasnya pergi menuju sekolah.

***

Sasuke baru saja sampai dan mendudukkan dirinya dikursi, gadis itu melihat tas Naruto yang sudah tersampir digantungan samping meja tapi tidak mendapati sang empu ada disana. Sasuke ingin bertanya kepada teman sekelasnya tapi ia tau betul bagaimana perlakuan mereka pada Naruto, jelas tidak ada yang peduli.

Novel bersampul cokelat menjadi pilihan Sasuke untuk dibaca sembari menunggu Naruto datang, ia yakin lelaki itu sebentar lagi akan datang karena bel masuk akan berbunyi lima menit dari sekarang. Halaman demi halaman ia baca dengan cermat, ini adalah bacaan sambungan kemarin malam. Dua malam yang lalu Sasuke memasuki akhir halaman yang membuatnya menangis tanpa henti karena tokoh kesayangannya pergi meninggalkan kekasihnya. Gadis itu tidak sanggup melanjutkan satu bab lagi sebelum ending karena takut lanjut menangis. Namun pagi ini ia dengan sangat berani memfokuskan diri membacanya.

Bel berbunyi tanpa terasa dan Sasuke tidak menyadari kedatangan seseorang menduduki bangku disebelahnya. Gadis itu masih fokus membaca.

"Baca apa?" Dan tiba-tiba suara Naruto terdengar ditelinganya. Pemuda itu melihat halaman yang sedang di buka Sasuke.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang