Happy reading 🌻
"Cemburu pada motormu. Yang selalu kau genggam untuk kau ajak pulang."
-Sasuke Hala Amaris🥀
Langkah kaki terburu menggema dilorong yang sepi. Naruto, berlari kesetanan dari kelasnya, netra lautnya berpendar dengan getar cemas luar biasa. Khawatirnya berujung penyesalan.Kenapa tadi tidak menunggu saja?
“UKS, NAARR!”
Dibelakang, Sakura ikut berlari. Tapi tak sanggup mengimbangi. Naruto mempercepat larinya saat ruangan serba putih yang dulu sering dikunjungi mendadak jauh untuk dihampiri.
Krieet
Pintu berhasil dibuka, mempertemukan dua pasang netra saling memandang. Naruto mengatur nafas, mulai berjalan mendekat dan memutus pandang demi memastikan apakah ada bekas merah pekat.
Sasuke terkejut melihat siapa yang masuk, dia lagi tidak berharap. Gadis itu sedang setengah duduk diatas ranjang pesakitan UKS, wajahnya masih pucat, ditemani Ino yang kini perlahan mundur menjauh.
“Kenapa?” Pertanyaan ambigu Naruto membuat Sasuke yang tadinya shock mengernyit bingung.
“Kenapa?” Gadis itu balik bertanya.
“Kenapa jatuh?” Barulah Sasuke paham. Naruto menghentikan langkah tepat satu meter dari ranjang.
“Tahu dari mana?” Sasuke kembali balik bertanya.
"Sakura.” Naruto memandang lamat-lamat ruam dipergelangan kaki Sasuke yang disadari gadis itu.
“Aku baik.” Katanya. Pandangan Naruto kembali pada netra Sasuke.
“Sungguh?” Tanyanya memastikan.
“Hm’mm.” Gumaman Sasuke mendapat anggukan dari pemuda itu, tak sampai semenit, Naruto berbalik untuk keluar UKS tanpa Sasuke cegah tapi menimbulkan tanda tanya seorang lagi disana.
Ino mendekat, “Mau kemana dia?” Ditatapnya pintu yang sudah tertutup kembali. Sasuke mengendikkan bahu, “Entahlah, tiga minggu ini sikapnya menjadi susah ditebak.” Jawabnya sambil sesekali memijat pelan kaki yang lebam akibat jatuh didua tangga pertama. Sebenarnya akan baik-baik saja kalau ia sedang fit, tapi tadi pagi, Sasuke merasakan suhu tubuhnya naik dan lemas.
Suara pintu terbuka kembali didengar, Sakura muncul setelahnya dengan raut bingung luar biasa. “Naruto jadi kesini tadi?” Tanyanya menyerukan rasa penasaran. Kedua temannya mengangguk samar. Melihatnya membuat Sakura tidak bertanya lagi.
Hening. Ketiganya hanya memperhatikan ruang serba putih dengan lemari obat diujung dekat jendela, sebuah ranjang pesakitan dan meja untuk petugas. Mereka terjebak pada pikiran dan rasa penasaran yang sama, sampai
KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal (end)
Fanfiction[NARUFEMSASU] "Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang." -Apocryphal. "Kamu baik-baik aja, kan?" "Pergi, sial!" "Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya. "Mati saja." [BELUM DIREVIS...