Pertama

1K 53 11
                                    

Brak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak

Bugh

Duagh

"Sshh"

"Dasar cupu!" Teriak seseorang yang sedang memukuli pemuda yang tengah meringkuk sakit.

"Mati saja kau!!"

Bugh

Duagh

Aksi pemukulan masih terus berlanjut hingga..

Tap

Dug

"Akhh" Lelaki yang memukuli itu terjengkang kebelakang.

"Cu-kup"

Pemuda yang menjadi korban bully akhirnya berani membuka suara, dia juga pelaku pendorongan pria yang membullynya tadi.

"Kurang ajar!" Sipemukul yang juga memakai seragam yang sama berteriak marah.

"Rasakan iniini, BRENGSEK!!" Tangannya terayun ingin memukul korban sebelum...

Kringggg...

Bel tanda masuk berbunyi mau tak mau dia menghentikan aksi bully nya, bisa gawat kalau ketahuan satpam sekolah.

"Kali ini, kau selamat. Tapi lain kali jangan harap!" Bisiknya pada orang yang dibullynya tadi lalu berjalan pergi di ikuti ketiga temannya.

"Huh.." Pemuda itu menghela nafas lega

"Apanya yang selamat, udah bonyok begini" Gumamnya sedikit kesal. Tapi tak bisa dipungkiri ia juga merasa lega.

Mencoba bangkit dari duduknya dengan susah payah, beruntung kakinya tidak terluka Karena sedari tadi dia terus melindunginya.

Dilihatnya penampilannya yang jauh dari kata layak, pemuda itu memutuskan untuk kekamar mandi.

Saat sampai dikamar mandi, ia membuka tas dan mengeluarkan kotak bewarna putih dan mulai membersihkan juga mengobati luka serta merapikan bajunya.

Ia memang selalu menyediakan kotak obat ditasnya, karna pembullyan terhadap dirinya bukan hanya sekali terjadi, bahkan hampir setiap hari kalau-kalau gagal menghindar.

Pasti kalian berpikir kenapa tidak melapor pada guru? Pernah ada seseorang yang membantunya dengan melapor pada guru, dan berhasil. Dia jadi jarang bahkan pernah tidak dibully dalam seminggu. Tapi percuma setelah kejadian 'itu' semua berubah termasuk orang yang menolongnya itu.

Bukan tidak ingin melawan, ia hanya mencoba sabar.

Lagian para pembullynya lebih sering membullynya saat waktu sekolah sudah berakhir dengan keadaan sekolah yang benar-benar sepi.

"Hmm, sudah lumayan," Gumamnya sambil merapikan seragam.

Melihat sekali lagi penampilanya dicermin lalu menghela nafas. Ia membereskan barang-barangnya dan bersiap menuju kelas yang mungkin akan ada guru sebentar lagi.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang