Keempat puluh tiga

169 30 20
                                    

How was your day?

Happy Reading dan jangan lupa
tanggapannya ^^

Pagi ini ditengah-tengah padatnya jalan kota ada dua anak muda berseragam sekolah sedang berboncengan dengan wajah berantakan akibat persiapan yang terburu-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini ditengah-tengah padatnya jalan kota ada dua anak muda berseragam sekolah sedang berboncengan dengan wajah berantakan akibat persiapan yang terburu-buru. Memang belum terlambat, tapi terjebak di kemacetan kota adalah hal yang paling dihindari keduanya. Asap dari kendaraan yang mengepul dan hawa panas dari mesin yang terlalu dekat memenangkan rasa ketidak nyamanan.

Naruto dan Shikamaru hampir saja benar-benar terlambat datang ke sekolah kalau tidak ada bantuan dari Liana yang dengan gesit menyiapkan seragam untuk Naruto, Naruto yang lupa seragamnya sudah sobek dan Shikamaru yang belum menyetrikan seragamnya yang lain.

Lima belas menit terjebak dikemacetan akhirnya motor hitam yang Shikamaru kendarai berhasil memasuki pekarangan sekolah, ia parkirkan motor ditempat biasa Naruto memakirkannya. Keduanya turun dari motor dan membuka helm masing-masing.

"Hari ini ad akelas tambahan?" Tanya Shikamaru.

Naruto mengangguk. "Ada sampai sore."

"Yaudah nanti aku tungguin," Shikamaru berlalu setelah mendapat anggukan dari Naruto.

Sepeninggalan sang teman Naruto menggerakkan lehernya yang pegal dengan sesekali menggerakkan bahunya. Punggung pemuda itu masih nyeri tapi tidak sesakit tadi malam. Setelah merasa nyaman Naruto membawa langkahnya menuju kelas. Namun, sebelum mencapai pintu kelas ia bertemu dengan Sasuke, Naruto menampilkan senyumnya tapi tidak lama karena bingung tercetak jelas diwajah itu ketika melihat Sasuke yang menghiraukannya dengan masuk kelas begitu saja.

Sasuke kenapa? Batinku. Aku mempercepat langkahku hendak mengejarnya, pasti ada yang mengganggu pikiran Sasuke. Aku masuk ke kelas dan mendapati Sasuke sudah duduk dikursinya, wajahnya murung. Segera aku menghampirinya dan duduk disebelahnya, meletakkan tas dan membawa diri untuk menghadap ke Sasuke yang masih saja menekuk wajah. Tidak bohong, wajah Sasuke yang marah begitu menggemaskan, aku tatap terus wajah ayu itu dari samping dan Sasuke tidak memperdulikannya sama sekali. Pasti ada hal yang merusak mood nya. Oh iya, kemarin aku tidak menjawab panggilan Sasuke.

Pasti karena itu, sebab bukan cuma sekali. Jelas Sasuke marah, aku paham sekali, ia sudah memperingati beberapa kali. Tapi, ya Tuhan saat marah pun tidak berkurang sedikitpun cantik diwajahnya.

Naruto tersenyum gemas lalu mengusap hidungnya yang terasa tidak enak, pemuda itu ingin bersuara sebelum rasa nyeri menyerang hidungnya bersamaan dengan cairan kental mengalir dari sana. Naruto segera menutup hidungnya, ia tahu persis cairan apa itu dan langsung bergegas menuju kamar mandi sebelum cairan itu mengaliri tangannya.

Gerakan terburu-buru lelaki itu mengundang tatap beberapa siswa dikelas termasuk Sasuke yang terkejut dengan gerakan tiba-tiba Naruto yang sampai menggeser meja. Sakura dan Ino yang berada didepan membalikkan badan menatap Sasuke.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang