Happy reading ♡
"Kisah matahari dan bulan juga tragis."
"wanna be yours."Minuman bersoda dengan kaleng warna merah menjadi pilihan Naruto untuk ia bayarkan ke kasir. Pemuda itu menggenggang benda kecil pemberian Julian tadi. Naruto melihat dua komputer disana, yang satu untuk kasir dan satu lagi untuk tampilan CCTV. Komputer yang diperlukannya sangat dekat dengan stan rokok dijejerkan.
Ia harus memastikan benda ini sedekat mungkin dengan komputer itu. Naruto mengabaikan pandangan ganjil sang kasir melihat anak asuh Bi Sara langganannya yang masih dibawah umur ini. Satu menit penuh Naruto gunakan tangannya untuk memilah bungkus-bungkus rokok disana lalu menarik kembali tangannya dan menghadap ke kasir.
“Totalnya 10.000” Ucap kasir itu, Naruto menyerahkan uang pas dan menerima belanjaannya.
“Terima kasih.” Setelah mengangguk mengiyakan, anak itu keluar dari sana menuju mobil yang ditunjuk Julian dan masuk ke mobil itu.
“Kenapa lama sekali?” Protes Julian datar.
Hal pertama yang Naruto lihat ketika masuk kedalam mobil adalah satu komputer yang dilekatkan di dashboard mobil dan Julian dengan posisi bersandar dan memejamkan matanya sedang memangku keyboard komputer itu.
“Jarak komputer yang menampilkan CCTV tidak terlalu dekat dengan kasir.” Jawaban dari protesan Julian tadi.
“Tidak terlalu dekat pun tak apa, saat kau masuk minimarket saja sistem sudah terhubung.”
Naruto tidak habis pikir lagi, kalau begitu kan dia tidak perlu Naruto tidak habis pikir lagi, kalau begitu kan dia tidak perlu mengutak-atik rokok selama satu menit penuh. Satu menit jika ditunggui bisa terasa lama.
“Om gak bilang.”
Julian menegakkan badannya lalu mengetikkan sesuatu pada keyboard. Klik. “CCTV ini model lama, jadi pencariannya harus manual. Dan, mereka melakukan pembaruan satu tahun sekali.” Pria yang masih mengenakan topi hitam itu menunjuk monitor yang menampilkan empat titik rekaman lalu mengetikkan sesuatu lagi.
Klik. “Kau harus mulai memundurkan rekaman ini sampai sepuluh tahun sebelumnya.” Julian menjelaskan yang didengarkan Naruto dengan serius. Jari-jari pria itu terampil menari diatas keyboard dipangkuannya. Klik.
“Kalau muncul warning seperti ini, hubungi aku.” Terakhir, monitor menampilkan tanda seru berwarna merah.
Naruto mengangguk paham lalu menyerahkan ponselya. “Saya harus hubungi kemana, Om?” Tanyanya basa-basi meminta nomor ponsel Julian.
Julian mengambil ponsel Naruto lalu menyimpan nomornya disana. “Itu nomorku.” Pria itu mengembalikan ponsel Naruto dengan sebuah Flashdisk hitam diatasnya. “Selesai, data CCTV ini sudah aku pindahkan kesitu. Sekarang turun.” Naruto menerimanya dengan perasaan lega luar biasa, namun, ada satu hal yang menganjal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal (end)
Fanfiction[NARUFEMSASU] "Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang." -Apocryphal. "Kamu baik-baik aja, kan?" "Pergi, sial!" "Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya. "Mati saja." [BELUM DIREVIS...