Keduapuluh lima

416 38 16
                                    

Happy Reading ♡

"Gemes banget, sih. Punyaku ya? "
-Naruto Alizandra Wheeler

Naruto menyusuri koridor sepi dengan langkah biasa, pemuda itu pergi duluan dari ruangan Iruka meninggalkan Sasuke yang menunggu guru itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto menyusuri koridor sepi dengan langkah biasa, pemuda itu pergi duluan dari ruangan Iruka meninggalkan Sasuke yang menunggu guru itu. Jalannya ia perlambat, Naruto juga menunggu.

Setelah sampai diparkiran, langsung saja ia naiki motornya. Motor berat yang sebenarnya malas ia bawa kalau bukan untuk memudahkan perjalanan.

Naruto masih duduk diatas motornya tanpa ada niat untuk menjalankan, ia masih menunggu Sasuke keluar, sampai gadis itu masuk kedalam sedan hitam Mikoto yang lagi-lagi menjemputnya.

Pemuda itu menunggu dalam diam sampai suara seseorang memanggil namanya lalu menghampiri, jarak mereka tidak terlalu jauh. Naruto otomatis menoleh dan mendapati seorang gadis dengan hoodie putih yang menudungi kepalanya hingga sehelai rambut pun tak kelihatan.

“Masih ingat aku, kan?” Gadis itu bertanya dengan nada riang membuat Naruto memperhatikannya sedikit lama karena memang merasa familiar. Dahinya mengernyit mengingat sesuatu, tapi tak lama kernyitan itu berubah menjadi biasa kembali.

“Shion?” Tanya nya setengah yakin yang mendapat anggukan senang.

“Oh.” Naruto mangut-mangut. Shion menatapnya tak percaya.

“Udah gitu aja?” Gadis itu memastikan.

“Maksudnya?”

“Reaksimu, gini aja?”

"Iya.” Shion menghela nafasnya lalu membuka mulut ingin bercerita. “Aku pindah sekolah,” Naruto menatapnya bertanya.

“Aku juga udah tinggal sama mama dan ayah. Aku ikuti saranmu.” Sepersekian detik, Naruto masih menatapnya bertanya namun akhirnya mengerti.

“Baguslah.”

“Nar, terima kasih.” Shion memberikan senyumnya.

“Untuk?”

“Sekarang aku punya teman, adikku sembuh, dan orang tua ku udah nggak berantem lagi.” Shion masih menarik bibirnya, tersenyum senang.

“Selamat kalau itu.” Naruto juga tersenyum tipis.

“Oiya, Nar. Pemilik Yasasan sekolahku itu mirip banget sama kamu! Katanya, dia bangun sekolah itu buat mengingat anak perempuannya yang udah meninggal. Makanya sekolahnya jadi khusus perempuan.” Jelas Shion membuat Naruto terdiam sebentar, itu sekolah Minato. Memang sengaja dibangun untuk Naruko, tepat di tanggal ulang tahunnya.

Naruto hanya mengangguk saja, tanpa membalas lagi. Heran juga dia, kenapa Shion bisa masuk kesekolahnya? Memang sih, sekolah ayahnya nggak jauh dari sini. Tapi, Shion yang melihatnya jadi kesal sendiri, gadis itu mendekat, memegang pundak Naruto.

“Nar. Ini beneran kamu, kan?” Ia merasa aneh, ini berbeda dengan Naruto yang menolongnya dari aksi bunuh diri waktu itu.

“Iya.” Naruto menggerakkan pundaknya tak enak untuk melepas pegangan Shion. Mata pemuda itu berpendar sebentar dan mendapati Sasuke dengan wajah kesal lewat spionnya. Naruto mengulum bibir melihatnya.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang