Keduapuluh enam

283 29 15
                                    

Happy Reading 📍

"Kalau sama kamu, jadi mau tanya, apa ada definisi yang lebih lagi dari bahagia?"
-Naruto Alizandra Wheeler

"Kalau sama kamu, jadi mau tanya, apa ada definisi yang lebih lagi dari bahagia?"-Naruto Alizandra Wheeler

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulisan miring sepenuhnya flashback ya gengs.

Kring

Kring

"Sas.."

"Saasuukeee.."

Derap langkah terdengar dari dalam rumah berpagar hitam tinggi, seorang gadis keluar dari sana dengan tergesa, rambutnya yang dikucir satu jadi melambai-lambai.

"Lama banget." Ujarnya setengah protes ketika sudah keluar pagar dan menghadap seorang dengan sepeda biru didepannya. Sang empu hanya nyengir.

"Hinata ngeledek terus dari tadi, panas kuping aku." Gadis itu protes kembali, kali ini wajahnya memerah. Lelaki yang setia duduk diatas sepedanya tertawa renyah.

"Maaf, maaf, tadi ambil ini dulu." Jelasnya menepuk sepeda, Sasuke mengalihkan atensinya penuh pada sepeda biru itu.

"Punya siapa?" Tanyanya.

"Punya Ashi, katanya pakai aja, biar nggak capek, kalau jalan kan kasihan kamunya." Pemuda itu menjelaskan, Sasuke mengernyit

"Ashi?" Ia bertanya lagi, kali ini lebih penasaran.

"Oh itu, Paman Kakashi. Supaya nggak susah, aku panggil Ashi aja." Jelas pemuda itu lagi.

"Asikk, sepedaan kita. Aku duduk dimana, Na?" Sasuke mengangguk, lalu bertanya lagi. Diperhatikannya sepeda itu benar-benar, mentaksir-taksir posisi duduk yang pas, tapi tidak ada tempat duduk dibelakang.

"Disini" Lagi-lagi Naruto menepuk sepeda itu, tepat dibesi penghubung dudukan dan stang. Sasuke mangut tapi tampak ragu.

"Yaudah deh, ayo." Gadis itu mulai mendudukan diri menyamping dibesi, Naruto menahan kuat-kuat sepeda.

"Kemana dulu?" Tanya pemuda itu. Sasuke tampak berpikir sebentar. "Toko buku dulu baru makan, gimana?" Putusnya.

"Siap! Sesuai titik, nona."

"CIEE YANG MAU MALAM MINGGUAN, UHUY." Belum Sasuke membalas sudah terdengar teriakan lantang dari dalam rumah, tepat dijendela kamar Hinata. Sasuke tersentak, ia juga merasakan sentakan kaget tubuh Naruto. Ahh! Jantungnya.

Jarak mereka dekat sekali ini, keduanya sama-sama melihat kesatu titik. Sasuke dengan tatapan tajam, kesal sekali ia dengan Hinata. Dan Naruto yang ikut berbalas menatap jahil.

"Doain, ya, Nat!" Balasnya sedikit berteriak yang mendapat dua jempol dan sorot kemenangan dari Hinata. Sasuke berdecak melihat persengkongkolan itu tapi ragu kembali menggerayangi.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang