Hallo!!
Masih suka cerita ini ga? 😭
Absen boleh ya? Pake '.' juga gapapa deh 😀
Biar bisa nyemangatinn 😖
Kalo ada kritik dan saran bilang jugaa yaa ma prenn✨Happy reading ♡
Suasana digedung Auditorium sudah ramai. Banyaknya partisipan olimpiade membuat gedung seluas lapangan sepakbola itu padat, untung dipakaikan AC, jadi tidak terlalu panas.
Naruto dan Sasuke memilih duduk sedikit pinggir dekat jalan yang berada ditengah-tengah dari banyaknya bangku. Sasuke duduk disebelah Naruto, lalu disebelah pemuda itu ada dua bangku lagi sebelum benar-benar bertemu dengan jalan.
Kedua bangku itu diisi oleh dua orang gadis dari sekolah lain yang melirik malu-malu pada Naruto. Pemuda itu hanya memasang wajah datar yang belakangan menjadi andalannya.
Sasuke yang melihat itu jelas tidak terima. Ia memberikan pelototan tajam pada dua gadis centil, membuat keduanya cepat-cepat mengalihkan pandangan.
Sasuke tersenyum pongah, berani-beraninya mereka menatap Naruto seperti itu. Mengingat soal tatapan, Sasuke membawa arah pandangnya menyusuri wajah datar pemuda disampingnya.
Naruto yang sekarang.. makin tampan.
Sasuke menyusurinya dari mata, hidung, rahang tegasnya, dan terakhir dibibir tipis yang pink alami itu. Mata biru yang selalu buat Sasuke tak bisa untuk tak jatuh ketika menatapnya. Salah satu alasan kenapa Sasuke dulu tidak pernah mau bertemu Naruto.
Sejak dulu pemuda ini memang sudah tampan. Tapi, dulu tertutupi karena terlalu sering menunduk. Rasa-rasanya, Sasuke ingin menyentuh wajah itu, seperti tujuh bulan yang lalu.
"Berhenti menatapku, Sas.”
Suara Naruto menyadarkan Sasuke, namun gadis itu enggan mengalihkan pandangan.
“Tidak mau. Jika tidak disini, kamu pasti bakal ngehindar terus.” Sasuke beralih mengamati rambut Naruto yang sewarna madu. Tidak pirang lagi. Sasuke tidak tahu alasan kenapa lelaki ini harus mewarnai rambutnya. Tapi yang jelas, ia tetap tampan.
“Tes.. tes.. akar empat sama dengan dua tes..” Sasuke kembali disadarkan oleh suara dari podium. Disana sudah berdiri dua orang pembawa acara. Suasanan yang tadinya ricuh kini sedikit lebih tenang.
“Selamat siang menjelang sore semuanyaaa!!” Ucap salah satunya dengan semangat disusul teriakan ‘siang’ yang tak kalah semangat.
Siang itu hanya lewat tujuh menit dari yang dijanjikan. MC membuka acaranya dengan khidmat disusul dengan pidato singkat salah satu rektor yang memakan habis waktu setengah jam.
Berulang kali Sasuke melirik pemuda disampingnya dan memberikan pelototan tajam pada kedua orang gadis centil yang masih saja curi-curi pandang ke Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal (end)
أدب الهواة[NARUFEMSASU] "Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang." -Apocryphal. "Kamu baik-baik aja, kan?" "Pergi, sial!" "Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya. "Mati saja." [BELUM DIREVIS...