[NARUFEMSASU]
"Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang."
-Apocryphal.
"Kamu baik-baik aja, kan?"
"Pergi, sial!"
"Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya.
"Mati saja."
[BELUM DIREVIS...
Masih pada inget kan kalo dicerita ini Naruto punya PTSD?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benturan keras antara pintu dan dinding kamar mengalihkan perhatian Sai dari ponselnya, ia memandangi engsel pintu sudah lepas dan tergeletak dilantai. Pemuda itu tidak sempat menatap balik sang pelaku karena tiba-tiba saja pukulan telak mengenai rahangnya.
Sai mengaduh sakit setelah tersungkur, "ANJING!" Bentaknya menatap tajam Naruto yang juga tidak kalah tajam memandangnya.
Naruto kembali memberikan pukulan keras pada wajah Sai, ia tarik kerah bajunya sampai berdiri. Sai yang tidak mau kalah memukul balik Naruto namun segera dibalas bertubi-tubi.
"Pembunuh.." Lirih Naruto seraya mencengkeram kuat leher Sai.
"Plat mobil 6457 VSJ, 10 Agustus di jalan Taman Kota, kau yang mengemudi," Naruto kembali memukul Sai tanpa ampun, ia salurkan semua emosinya, tidak peduli kalau Sai bisa saja mati ditangannya.
Malah itu seharusnya.
Sai membulatkan matanya ketika mendengar perkataan Naruto, ia menatap wajah merah pemuda itu tapi tidak lama karena harus memuntahkan darah dari sobekan dibibirnya.
"Kau yang membunuh Hinata," Nafas Naruto memburu mengatakannya, sakit sekali mengetahui fakta ini, bahwa ia tinggal satu rumah dengan dalang dari penderitaannya. Naruto tidak mau ini, ia tidak terima.
"KAU YANG MEMBUNUHNYA!" Teriaknya lalu kembali memukuli Sai.
"Jangan asal tuduh!" Sai membalas teriakan Naruto.
Tidak tahan dengan pukulan bertubi-tubi Sai membalikkan posisinya menjadi diatas Naruto lalu membalas pukulan lelaki itu. Namun, itu tidak bertahan lama karena Naruto kembali membalikkan keadaan.
"Vean Sai Jeanesson, nama aslimu."
Sai kembali dikejutkan dengan pernyataan ini, ia sudah menyembunyikan identitasnya rapat-rapat, kenapa Naruto bisa tahu? Alih-alih bertanya, Sai bahkan sudah tidak bisa menggerakkan mulutnya, ia lemas bukan main akibat pukulan Naruto yang tak mau henti.
Mendengar kegaduhan yang terjadi dikamar anaknya membuat Minato cepat-cepat datang kekamar Sai dan mendapati anaknya yang sudah terkulai lemas dipukuli Naruto.
"NARUTO!"
"APA-APAAN KAMU!" Minato berusaha menarik Naruto menjauhi Sai namun kepayahan karena pertahanan Naruto terlalu kuat.
"Lepaskan anak saya!" Naruto menahan pukulannya diudara, ia menatap benci laki-laki yang sudah setengah sadar dibawahnya.
Naruto tetap diam tapi tetap mencengkram kuat kerah baju Sai, ia memilih tidak mengubris perkataan Minato dan kembali memukul.
"Ayah, ada a- SAI!" Menma berlari menghampiri ketiga lelaki disana, ia melihat Sai yang setengah sadar dan tanpa berpikir langsung menarik kuat seragam Naruto hingga sobek dan hal itu membuat adiknya berdiri dan melepaskan Sai.