Kelima Puluh dua

327 34 48
                                    

Dikabulin nih double up nyaa, komen yang banyak yaa! biar cepet selesai 🤝

ceritain gimana pas baca bab kemarin 🙈

Happy Reading!

"Sudah mau pergi?"

☂️💐

Minato dan Kakashi menaiki tangga dengan cepat setelah tahu Naruto berada diruang ICU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minato dan Kakashi menaiki tangga dengan cepat setelah tahu Naruto berada diruang ICU. Perasaan menyiksa yang dulu menyerangnya saat Khusina kecelakaan kali ini datang menghantamnya lebih parah.

Minato sudah tahu semuanya, bukan Naruto yang salah, bukan Naruto yang membunuh. Apa yang harusnya ia percayai sejak dulu kini menjadi nyata sebelum sempat ia menyadari.

Jantungnya berdetak kencang, perasaannya campur aduk dan kepalanya pening. Hari ini begitu banyak kejadian yang mengejutkannya. Sementara Kakashi, pikirannya buntu sejak tadi, yang ada hanya Naruto yang memudar disana.

Keadaan mereka semakin kacau kala indra pedengar menangkap suara berisik menyakitkan didalam ruang ICU. Minato membuka pintu itu dengan hati yang kacau luar biasa, untuk pertama kalinya ingin sekali ia memanggil Naruto,

"Anak ayah.."

Minato menatap sekelilingnya yang kacau dan diantara semua itu ia melihat ibunya histeris memanggil-manggil Naruto dengan Menma yang memegangi. Ramai sekali ruangan ini, dirasanya Kakashi berjalan mendahului dirinya demi untuk membangkitkan Sara yang meraba-raba meratap dipinggiran ranjang Naruto.

"Ada apa?" Minato mendekat dan barulah ia mendapatkan atensi.

Menma menatapnya pedih. "Naruto, udah nggak ada," Ucapnya parau memberi sengatan pada Minato.

Lelaki paruh baya itu membolakan mata hendak mendekat. Ia menatap sekelilingnya lagi karena belum bisa dengan jelas melihat siapa yang sedang tertidur itu. Dengan jelas Minato melihat Kakashi yang menangis, padahal sekertarisnya itu jarang sekali menunjukkan kesedihannya.

Minato semakin dekat dan tampaklah anak lelaki yang begitu mirip dengannya terbaringb tanpa beban dengan mata tertutup dan luka disekujur tubuh. Naruto seperti sudah tidak lagi merasakan sakit ditubuhnya.

"Anak ayah, kok tidur? Ayah dateng loh." Minato menyentuh tangan dingin itu.

"Bangun, nak, ayah mau ngobrol." Tidak ada lagi balasan dari Naruto membuat Minato sedikit mengguncang tubuh kaku itu.

"Kenapa nggak nunggu ayah? Kamu kan pengen ngobrol sama ayah kan, nak?" Minato semakin mengguncang tubuh anaknya, dan tanpa sadar air matanya mengalir mengingat bagaimana dulu ia menyiksa anak ini.

"Naruto, bangun, biar ayah obatin lukanya," Suaranya bergetar, kejadian ini begitu menyiksanya.

Dulu Minato biasa saja melihat Naruto yang terbaring lemas karena ulahnya, dan perasaan waktu itu mendatangkan rasa tidak enak dihatinya.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang