Happy reading ♡
Shin sedang memeriksa stok bahan digudang saat Naruto datang menghampirinya. Sadar akan seseorang yang datang lelaki dengan papan kerja ditangannya menoleh kebelakang begitu Naruto sampai.
“Oh, Naruto! Baru pulang sekolah?” Shin bertanya lalu kembali fokus pada papan dan beberapa kardus didepannya.
Naruto mengangguk. “Bang, ada yang mau saya tanyakan.” Naruto menyampaikan apayang menjadi tujuannya kemari.
Shin kembali membalikkan badan, menatap Naruto penuh tanya. “Tanyakan.” Balasnya ramah. Disisi lain, Naruto tampak menimbang tentang apa yang akan ia tanyakan.
“Toneri udah berapa tahun kerja disini?” Pertanyaan pertama berjalan lancar.
Shin berpikir sejenak. “Mungkin sekitar dua tahun yang lalu sejak di cabang sebelumnya.” Jawab Shin dengan benar.
“Ah iya, saya engga pernah tau cabang minimarket ini dimana bang.” Pemuda itu menyiratkanntanya dalam pernyataan.
“Cabang yang paling deket disini yang deket sekolah khusus perempuan itu sama satu lagi ada di persimpangan Awang, disamping komplek Mawar.” Shin memberi jawaban dengan yakin.
“Tapi yang deket komplek Mawar itu awalnya dipegang ayah saya karena waktu itu saya masih terlalu muda makanya namanya beda dari dua cabang setelahnya.” Tambah Shin begitu teringat sesuatu.
Naruto mengangguk lagi. “Pantes bang, ternyata namanya yang beda.”
“Iyaa, ada lagi yang mau kamu tanyakan?” Shin mengode dengan mengangkat papan kerjanya menandakan ia akan kembali melanjutkan pengecekan.
“Enggak bang, mau saya bantu?” Naruto menggeleng cepat seraya menawarkan bantuan.
“Enggak usah, bantuin Toneri aja didepan.” Ucap Shin tanpa menolehkan atensi dari kardus-kardus didepannya.
“Siap bang!” Setelahnya Naruto pergi dari sana, keluar dari pengapnya gudang. Tapi setidaknya terasa lenggang.
***
“Orang yang ditunjuk Lucas ini, biar kami yang cari. Kau cukup temui orang yang kau kenal itu.”
Begitulah kata Mark kemarin malam sebelum Naruto pergi dari sana untuk mempersiapkan semuanya.
Pukul delapan malam, sepulang dari minimarket Naruto kembali memarkirkan motornya disudut warung nasi yang persis berada disamping pos jaga Komplek Mawar. Pemuda dengan jaket denim itu memperhatikan dengan seksama minimarket yang tampak sudah di cat ulang. Gorgeous market dekat komplek perumahannya.
“Bagaimana cara melihat CCTV nya?” Monolog anak itu. Pastinya akan sangat sulit untuk meminta rekaman CCTV jika tampa surat wewenang atau perintah penyelidikan dari pihak kepolisian. Ia sudah coba sebelumnya, dan mendapat penolakan tegas dari pihak minimarket itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal (end)
Fanfiction[NARUFEMSASU] "Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang." -Apocryphal. "Kamu baik-baik aja, kan?" "Pergi, sial!" "Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya. "Mati saja." [BELUM DIREVIS...