💕 43. Love Story 2 💕

5.9K 555 72
                                    



        Menjadikan aku dan kamu menjadi kita. Tak semudah menjadikan aku adalah aku. Dan kamu adalah kamu. Meleburkan hati dalam hati yang lain, tak semudah seperti meleburkan telur, gula dan terigu menjadi sebuah kue.

Jika ingin sebuah kue yang pas empuk dan legitnya, dibutuhkan takaran yang pas antara telur, gula dan terigu serta komplimen lainnya. Hingga ketika melebur menjadi kesatuan, dihasilkan sebuah kue dengan hasil terbaik. Itulah gunanya resep kue.

Konsep resep dalam membuat kue, tak selalu bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Bagaimana resep agar pernikahan langgeng? Bagaimana konsep terbentuk keluarga sakinah? Setiap kepala mungkin mempunyai racikan resepnya sendiri. Meski sebagaimana kue, ada bahan baku yang pasti yaitu telur, gula dan terigu. Maka resep pernikahan langgeng pun ada bahan bakunya pula, yaitu tauhid atau agama.

Tetapi ketika menjalankannya, tiap rumah tangga memliki racikan, resep rahasia bahkan resep spesial. Terkadang ada sebuah rumah tangga yang diisi oleh orang yang taat, tetapi tetap saja oleng. Ada suami istri yang sama-sama memenuhi harinya dengan ibadah, tetapi tetap saja mengalami kebuntuan rumah tangga. Sebuah nyata bahwa agama menjadi bahan baku, tetapi ingredient tambahan tak bisa di kesampingkan.

Ada seorang suami yang terlalu banyak meracik kekuatannya, lupa jika wanita butuh racikan kehangatan dan perhatian. Ada seorang wanita yang selalu menambahkan bahan baper berlebihan, lupa jika lelaki terkadang tak selalu bisa meluapkan manis kata.

Menjaga aku dan kamu agar tetap menjadi kita, adalah sebuah kerja bersama. Berpegangan tangan, menggenggam erat, tak melebihkan apa yang dipikir, tak memaksa apa yang diucap, membelai lembut hati dia dan aku, menjaga sayang dan cinta tetap menjadi dia adalah aku, dan aku adalah dia. Hingga kata kita tetap manis terucap, dengan pancaran bahagia. Sakinah, mawaddah wa rohmah.

"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah lah bala tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana" (QS. Al Fath : 4)

"Hira tunggu ustadz Abdillah datang menemui ayah di Malang..."

Abdillah tak bisa menutupi rona bahagianya. Jawaban Fahira sungguh membuatnya lega. Bahwa gadis yang merupakan teman baik adik angkatnya itu memberi isyarat mau menerimanya.

"Saya hampir saja membuka amplop taaruf yang ditawarkan ustadzah Evi. Kalau..." Fahira menggantung kalimatnya. Membuat Abdillah sedikit tak sabar.

"Kalau apa Ra?"

"Kalau ustadz Abdillah tidak juga menyatakan perasaan ustadz pada saya" lanjut Fahira lagi.

"Maafkan saya, Ra. Maafkan saya yang terlalu lama berpikir. Saya....saya...."

"Saya kenapa ustadz?"

"Saya selalu ingat kamu...." meski keduanya bicara lewat telpon, tapi tak urung rasa gugup pun menyergap mereka.

"Ingat saya?" Pancing Fahira dengan senyum mengembang sempurna.

"Iya. Saya selalu ingat sama kamu. Membuat saya resah. Bahwa saya harus memutuskan satu hal..." Abdillah kepalang basah dengan ucapannya. Malam ini juga ia harus menyatakan perasaannya.

"Bahwa saya jatuh cinta sama kamu"

Mendengar pernyataan cinta Abdillah, Fahira hampir saja melompat girang. Tapi Fahira masih sadar, kalau ia bukan anak SD. Meski tak ada yang melihatnya karena ia sendirian dalam kamar. Fahira hanya menggulingkan badan ke kanan dan ke kiri di atas kasur.

"Hira..." terdengar suara Abdillah memanggil. Membuat Fahira tersadar kalau telpon mereka masih belum terputus.

"Eh...i...iya ustadz" Fahira menetralisir suaranya. Ya tetap menjaga image sedikit lah. Meski bayangan calon suami sudah di depan mata.

Love Story in Hospital 5 (Always Forever in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang