# cerita agak sedikit sensitif. Maaf bila ada yang tak berkenan 🙏 boleh di skip.
💕💕💕💕💕
Menjaga kesucian diri untuk yang halal. Sebuah kalimat yang saat ini sering didengar. Sebagai sebuah slogan yang disosialisasikan di kalangan remaja. Untuk mengembalikan sebuah pemahaman kebebasan yang kini sedang digandrungi anak muda.
Kehormatan dan kesucian merupakan dua kata yang berkolerasi. Menunjukkan bahwa kesucian adalah sebuah kerhormatan. Harkat yang tinggi dan layak dijaga. Buat siapapun, tak peduli gender.
Namun seiring perkembangan terdapat penekanan kata menjaga kehormatan lagi kesucian lebih disematkan pada perempuan atau muslimah. Karena seorang perempuan lebih dipandang memiliki sesuatu yang sangat berharga yaitu virginitas atau keperawanan. Para orangtua begitu khawatir jika memiliki anak perempuan karena harus menjaga yang satu itu. Bagi masyarakat timur, nilai keperawanan masih dijunjung tinggi untuk dijaga. Sampai kelak ada seorang lelaki yang berstatus suami yang berhak mengambilnya.
Namun selalu saja dunia berputar dengan keanekaragaman pemikiran yang jungkir balik. Dari orang-orang yang hendak menistakan kemurnian syariat islam. Bermunculan berbagai stigma, bahwa menjaga keperawanan hingga menikah itu adalah pikiran kolot dan kuno. Itu ajaran manusia purba, kata mereka. Kemuliaan seorang wanita tak layak hanya dilihat dari sekedar virginitas belaka. Kemudian terdengar pemikiran seks yang bertanggungjawab. Boleh melakukan hubungan asal dengan bertanggungjawab. Jangan salah duga, arti bertanggungjawab menurut mereka para penista syariat, adalah kegiatan biologis sah saja dilakukan asal suka sama suka. Bukan pemaksaan. Karena itu mereka pun mempunyai inovasi mengeluarkan produk bernama kondom. Bahwa pemakaian kondom adalah solusi untuk menjaga perempuan tidak hamil dalam koridor seks yang bertanggungjawab.
Lucu? Banget. Begitulah manusia jika berada di bawah nafsu bukan ilmu. Dibawah kejahilan bukan kecerdasan. Meski label modern, negeri maju tersemat. Bukankah Al Quran sudah menggambarkan bahwa manusia yang sesat itu lebih hina dan sesat daripada binatang ternak. Binatang ternak saja ketika disembelih dibacakan nama Allah, baru halal dikonsumsi. Binatang tahu, mana betina yang boleh ia datangi.
Lantas tercetus protes, kenapa hanya wanita yang dituntut menjaga kehormatan virginitasnya. Bagaimana lelaki dengan keperjakaannya. Sungguh tak adil. Itu kata mereka orientalis kufar.
Ingatlah hai para feminis dan pendukung tidak pentingnya virginitas buat perempuan. Bahwa Allah memerintahkan lelaki untuk menundukkan pandangan. Sebagaimana perintah yang sama buat wanita."Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" (QS. An Nur : 30)
Maka bahkan sebelum bisa melakukan sebuah proses menghilangkan virginitas atau keperjakaan. Al Khaliq memerintahkan baik laki laki ataupun wanita untuk menundukkan pandangan. Memutus mata rantai menuju aktivitas selanjutnya. Maka sama adanya lelaki pun tak layak bermaksiat alias berzina dalam konteks hilang keperjakaan. Meski tak ada resiko hamil. Percayalah lelaki yang baik dan paham syariat tak akan pernah mencari teman tidur alias celup sana celup sini seperti di cerita-cerita novel online. Karena haramnya berzina belaku untuk semua gender. Maka jelas, menjaga kemuliaan dan kesucian berlaku untuk lelaki dan perempuan. Tak layak dipertentangkan atau dibandingkan.
Kanaya menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Tanda sholat subuh telah usai ia tunaikan. Kemudian Kanaya pun melanjutkan dengan berdzikir dan bermunajat. Setelah usai, Kanaya berdiri dari duduk di atas sajadahnya. Izzan tadi meminta ijin ke masjid yang ada di ujung kampung. Sejak jumat sore, Izzan sudah berada di rumah kontrakan tempat Kanaya tinggal selama intership.
![](https://img.wattpad.com/cover/243281886-288-k845031.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 5 (Always Forever in Love)
EspiritualMenemukan pelabuhan hati di kehidupan dunia tentu saja harapan tiap insan. Bertemu dengan orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Itu inginnya. Tanpa melebihkan pun mengurangkan tentang hakikat takdir. Asa yang selalu dilangitkan terjawab ijabah...