02. Piyik Sialan

36.2K 2.2K 70
                                    

⚠️Follow baru baca⚠️
(Nanti ada privat part)

Jangan lupa vote nyaa!!!
---

Gilang terus memaki-maki anak laki lakinya yang telah mengganggu ritual malamnya bersama Clara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gilang terus memaki-maki anak laki lakinya yang telah mengganggu ritual malamnya bersama Clara.

Laki laki itu semakin kesal saat Arsya menyuruh Clara untuk tidur di kamarnya sendiri dan berakhir Gilang yang harus tidur sendirian.

"Dasar Piyik sialan!" umpat Gilang kesal.

Gilang mencoba untuk memejamkan matanya agar tertidur. Tapi semuanya nampak sia-sia karena dia belum juga bisa tertidur. Biasanya ia akan terlelap saat ia mendapat pabrik susu dari istrinya.

"Arghhh." Gilang turun dari kasurnya dengan perasaan dongkol. Ia segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke dapur.

Laki laki itu membuka kulkas lalu mengambil sebotol Aqua dingin. Kemudian di teguknya hingga tersisa setengah.

Langkah kaki panjang milik Gilang berjalan ke arah kamar Arsya. Ia membuka pintu kamar tersebut. Matanya melihat Clara yang sudah berhasil menidurkan Arsya kembali.

Tanpa menunggu lama lagi. Gilang segera berjalan ke arah Clara yang baru saja selesai menyelimuti tubuh Arsya.

Kepala Clara menoleh pada Gilang yang sudah berdiri di sampingnya.

"Loh, Lang? Ngapain kesini?" tanya nya bingung.

Tidak ingin banyak omong. Gilang langsung mengangkat tubuh Clara. Menggendongnya ala koala.

"Langg turunin!!!" berontak Clara.

Gilang menutup kamar Arsya. Setelahnya ia membawa Clara untuk tidur bersamanya. Biar saja Piyik pengganggunya itu tidur sendirian.

"Gilangg turuninn akuu!!!" suruh Clara tapi tetap saja tidak di ubris oleh Gilang.

Setelah sampai di kamarnya. Gilang langsung menutup pintu kamar lalu menguncinya agar tidak ada yang mengganggu ritual malamnya bersama Clara.

Laki laki itu menurunkan tubuh Clara ke atas kasur. Wajahnya yang tadi dingin sekarang berubah menjadi sendu di campur gaya ngambek seperti anak kecil.

Gilang langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menggunakan paha Clara sebagai bantalnya.

"Ngambek ih!" kesalnya.

Clara mengerutkan keningnya bingung. Ia memandang wajah suaminya itu seraya mengelus rambutnya.

"Kamu ngambek kenapa?" tanya Clara berpura pura bego.

"Gak tau! Ara gak peka!"

Fyi, Ara Adalah panggilan kesayangan Gilang untuk Clara.

"Aku gak peka gimana sih, Lang?" tanya Clara lagi.

Mata Gilang menatap mata Clara dari bawah.

Laki laki itu mencebikkan bibirnya. Raut wajahnya yang tadi garang berubah menjadi sendu.

"A-ara kenapa tadi ninggalin Gilang sendiriii." lirih laki laki itu.

GILANG UDAH GAK LAKIK!!!

Sekuat tenaga Clara menahan tawanya yang mungkin akan meledak saat itu juga.

"Tuhkann di ketawainnn." rengek Gilang. Air matanya perlahan lolos dari matanya.

"Hiks hiks, A-ara jahat!" katanya.

Clara reflek menghentikan tawanya saat melihat Gilang menangis.

"Eh eh ya ampun. Jangan nangis dongg." jari jemari perempuan itu mengusap lembut air mata yang merembes di pipi Gilang.

"Ara jahat, hiks." kata Gilang lagi yang semakin membuat Clara gemas terhadapnya.

"Udah dong, masa udah jadi papa malah cengeng sih?"

"Gak cengeng!!" bantah Gilang. Mata laki laki itu sembab serta pangkal hidungnya memerah.

Bisa bayangin kan betapa gemoynya dia. Pengen ngarungin nih lama lama.

"Iya iya Gilang gak cengeng. Udah diem, jangan nangis." ujar Clara.

Gilang mengusap air matanya. Ia merubah posisinya menjadi duduk di depan Clara.

"Mau susu?" tanya Clara yang sekarang benar benar peka dengan apa yang diinginkan oleh suaminya.

Dengan air mata yang masih mengalir dari matanya. Gilang menganggukkan kepalanya.

"Tapi janji gak nangis lagi ya?"

"He'em" jawab Gilang.

Clara menyandarkan punggungnya di sandaran kasur. Ia membuka kancing piyamanya bagian dada.

Belum selesai Clara membuka kancingnya. Gilang sudah lebih dulu meminum rakus pabriknya.

"Astaga Lang. Sabar dulu kenapa sih."

"Ndwak bwisa." jawabnya sembari terus meminum rakus pabrik susu milik Clara.

"Kalah sama Arsya." ujar Clara pelan.

"Bwilang apa tadwi?" tanya Gilang karena merasa Clara mengatakan sesuatu.

"Ah? E-enggak apa apa." jawab Clara.
"Udah selesaiin dulu minumnya." lanjut Clara.

Gilang kembali melanjutkan aksinya. Ia meminum rakus susu pabrik dari istrinya. Bodoamat kalo di katain bayi, tapi ini yang Gilang suka! Wlee.

Setelah beberapa menit. Gilang melepaskan tautan mulutnya dari benda kesayangannya. Ia menatap wajah Clara yang memang sedang menatapnya.

Laki laki itu dengan cepat mencium pipi gembul milik Clara. Menggigitnya sebentar hingga membuat Clara sedikit meringis.

Setelahnya, Gilang kembali meminum susu. Mana mungkin ia mau berhenti. Mumpung ada kesempatan karena Arsya tengah tertidur di kamarnya.

15 menit berlalu. Gilang sudah tertidur dengan posisi memeluk tubuh Clara dari depan serta kepala laki laki itu berada di dada milik Clara.

Clara mengelus rambut milik suaminya. Senyuman kecil terbit dari bibirnya saat melihat Gilang yang sudah tertidur pulas.

"Seneng banget bisa liat big baby aku tidur pules kayak gini" gumamnya.

Perlahan tapi pasti. Clara mulai memindahkan posisi Gilang. Sekarang ia sudah tertidur di samping Clara.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.36
Clara juga ikut tidur di samping Gilang. Ia menyelimuti tubuh mereka berdua lalu memeluk tubuh Gilang.

"Good night, Lang."

Cup..

757 wordsMau tambahin gakk?---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

757 words
Mau tambahin gakk?
---

50 vote + 50 komen👉

Kalo nanti malem bisa tembus, langsung aku update.
Biar nemenin malming kalian, wkwk

Papayy👋

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang