18. Balas Dendam

12K 1.1K 207
                                    

Bisa bisanya tembusnya cepet banget😭

Aku udah double up yaa, yang gak vote kebangetan sumpahh😌

Aku udah double up yaa, yang gak vote kebangetan sumpahh😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara menidurkan Gilang di kasur. Perempuan itu masih merasa emosi. Tapi ia tidak bisa menuduh, ia harus mendengar penjelasan dari suaminya.

Clara mengambil ponselnya. Ia memoto Gilang yang tengah tertidur di kasur. Perempuan itu mengarahkan kamera ponselnya ke kemeja Gilang yang menampakkan dadanya. Kemudian Clara memoto leher Gilang yang terdapat bekas kecupan.

"Lo gak bakal bisa ngelak, tuan Gilang Aditama." kata Clara seraya menatap tajam suaminya.

Clara menutup pintu kamarnya. Ia menuruni tangga, menatap sekelilingnya.

Semua usaha yang tadi ia lakukan. Semuanya sia sia. Makanan yang tadi di buatnya bahkan sudah dingin. Lilin yang tadi menyala sudah habis, mati.

"Harusnya gue gak perlu bersusah payah buat nyiapin ini semua." Clara duduk di anak tangga paling bawah.

Perempuan itu melamun. Sekarang apa yang harus ia lakukan?

Bayangan leher Gilang yang ada bekas kecupan serta omongan Deora membuatnya menjadi emosi.

Clara berdiri dari duduknya. Ia memberantakkan semua dekorasi yang tadi ia buat.

"Brengsek!"

"Gak tau diri!"

"Bitch!"

Makinya kasar. Perempuan itu benar benar seperti Clara yang dulu, saat ia masih SMA.

Clara mengambil sampah sampah dekorasi yang berserakan di bawah. Kemudian ia buang ke tempat sampah.

Perempuan itu membereskan semua makanan yang ada di meja makan.

Terakhir, Clara menatap sebuah kado yang tadi telah di bungkusnya untuk Gilang.

Sebuah kado kecil dari Clara untuk Gilang.
"Buang aja, lagipula Gilang juga gak butuh kadonya."

Ketika Clara ingin membuang kado itu ke tempat sampah. Ia jadi teringat sesuatu. Perempuan itu jadi mengurungkan niatnya untuk membuang kado tersebut.

Clara mengulas senyum smirknya "Tunggu tanggal mainnya, tuan Gilang Aditama."

---

Matahari sudah menampakkan sinarnya. Gilang baru saja bangun dari alam mimpinya. Laki laki itu duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur.

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang