32. Do Not Dream!

8.7K 812 146
                                    

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Clara membuka roomchat-nya dengan Gilang. Lelaki itu baru saja mengirimi pesan.

My Husband🌞

Baby Ara, nanti aku lembur.
Aku nanti pulang malem, kamu langsung tidur aja ya. Jangan banyak kegiatan dulu.
Love u baby Ara.❤

Clara menghela nafasnya, "Apa aku samperin aja ya? Gilang tadi belum sarapan, jadi aku bawain aja makanan kesana." pikir Clara.

Perempuan yang mencepol rambutnya itu langsung berdiri untuk pergi ke dapur, menyiapkan makanan untuk Gilang.

Setelah beberapa menit, ia sudah selesai memasukkan makanan untuk Gilang ke dalam rantang makanan.

"Aku ganti baju dulu deh," Clara menaikki tangga untuk sampai di lantai dua, lalu masuk ke dalam kamar.

Sebelum Clara keluar dari rumah. Ia memastikan bahwa Arsya sedang bermain dengan Dito.

"Okey, sekarang tinggal nunggu taksi." pungkasnya.

Tak lama kemudian, sebuah taksi datang di depan rumah. Dengan dress selutut berwarna kuning, Clara masuk ke dalam taksi seraya membawa rantang makanan.

---

Clara sampai didepan kantor milik keluarga Aditama. Yang sekarang tengah dipimpin oleh Gilang, suaminya.

"Pak, bapak tunggu sini dulu ya." ujar Clara pada sopir taksi tersebut.

"Waduh, mbak. Maaf saya tidak bisa, saya sudah menerima orderan lagi dari penumpang lain." jawab sang sopir.

"O-ouh, yaudah pak." buru-buru Clara memberikan uang kepada sopir itu dan masuk ke dalam kantor.

"Pak Gilang nya ada?" tanya Clara pada seorang karyawan.

"Ada, Bu." jawab karyawan wanita itu.

"Baik, terima kasih." balas Clara. Ia melangkahkan kakinya menuju ke ruangan Gilang.

Perempuan itu masuk ke dalam lift. Namun saat ingin menutup pintu lift tersebut. Seseorang meletakkan tangannya ditengah-tengah, lalu ia masuk ke dalam lift.

Emosi Clara seketika melonjak hanya karena melihat wajah Deora.

"Ups, ada OG disini. Mau anterin makanan ya, mbak?" hina Deora.

Clara berusaha untuk tetap tenang. Ia terus diam, tak ingin merespon Deora.

"Oh, saya lupa. Saya turut bersuka cita ya," ujar Deora dengan senyuman puasnya.

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang