26. Hipotermia

10K 959 170
                                    

⚠️Jangan emosi⚠️

Gilang, laki-laki itu berdiri tak jauh dari tempat Clara dan Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gilang, laki-laki itu berdiri tak jauh dari tempat Clara dan Daniel. Dengan menggendong Arsya, laki-laki itu menatap tak percaya apa yang baru saja ia lihat.

Sentuhan tangan Daniel di rambut Clara. Pegangan tangan Daniel pada punggung Clara, Gilang melihat itu semua.

Rahang laki-laki itu mengeras, satu tangannya yang bebas itu mengepal kuat hingga terlihat otot otot tangannya.

"Papa? Papa kok diem?" tanya Arsya bingung.

"Mukana celem, kayak gendeluwo." ejek Arsya. Bocah itu masih kecil, belum paham dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kita pulang, Sya." ajak Gilang, namun mata laki-laki itu masih menatap Clara dan Daniel yang kaget akan kedatangannya.

"Tapi mama gimana?" tanya Arsya.

"Biarin mama kamu pulang sendiri," Gilang langsung mengajak Arsya untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Gilanggg!!!" teriak Clara. Perempuan itu langsung melangkah masuk ke dalam mobilnya dan menyusul mobil Gilang yang sudah pergi dari restoran itu.

Daniel menepuk jidatnya, "Aduh, salah paham lagi pasti." pikirnya.

---

Gilang terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rasa emosi laki-laki itu semakin melonjak tinggi.

"Yeyy, ayoo balappp lagii paaa," senang Arsya. Bocah itu menggerakkan kedua tangannya seolah ia yang sedang menyetir mobilnya.

Gilang melirik anaknya, harusnya ia tak membawa Arsya bersamanya.

Meskipun Gilang emosi, namun ia tak mau membahayakan nyawa Arsya dengan membawa mobil secara kebut-kebutan.

Gilang sedikit memelankan laju mobilnya. Namun hal itu malah membuat Arsya murung.

"Kamu kenapa?" tanya Gilang.

"Papa gak acik! Maca bawa mobil aja pelan banet!!" ledek Arsya kesal.

"Yang kencengg dongg, paa. Kayak tadii!!" suruh Arsya.

Gilang memutar matanya malas. Sepertinya ia harus tunda dulu emosinya.

---

Clara sampai di rumahnya. Ia berlari, saat akan membuka pintu rumahnya. Ternyata pintu itu terkunci dari dalam.

"Gilang, bukain!!!" suruh Clara seraya mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang