10. Sekretaris Deora

16.7K 1.1K 214
                                    

Harus follow sebelum baca
[Ada private part nantii]

Harus follow sebelum baca[Ada private part nantii]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Angkat aja. Siapa tau penting." ujar Clara.

Gilang menangkup kedua pipi Clara "Mommy Claraa, Gilang izin angkat telponnya Deodorant duluu yaa." izin Gilang berhasil membuat Clara tertawa.

"Pftt,, a-apa tadi? D-deodorant?" tawa Clara kembali meledak.

"Hehe,"
"Boleh angkat gak nih?" tanya Gilang.

Clara memegang kedua pipi Gilang "Iyaa sayangkuuu."

Tangan Gilang naik menyentuh dadanya sendiri "Aku butuh pasokan udara, Ra."

Clara menjitak pelan kepala Gilang "Udah ih, itu angkat dulu telponnya."

"Siap, mommy Clara." Gilang mengangkat panggilan telepon tersebut di depan Clara. Ia juga me-loudspeaker panggilan tersebut.

Clara tersenyum melihat tindakan Gilang, pinterr.

"Halo, pak?"

"Hm, kenapa?" jawab Gilang dengan nada malas.

"Buset, kalo sama aku kok gak gitu ya nadanya?" batin Clara heran.

"Maaf saya ganggu bapak, tapi sekarang ada dokumen penting yang harus bapak tanda tangani." ujar Deora.

"Berapa dokumen?" tanya Gilang.

"Ada sekitar tiga dokumen, pak." jawab Deora.

Gilang menghela nafasnya, ia menatap Clara yang duduk di depannya.

Clara yang paham akan hal itu, ia segera menganggukkan kepalanya.

Raut wajah Gilang berubah kesal "Saya akan ke kantor."

"Baik pak, nan--"

Tut!

Mata Clara melebar saat Gilang mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Perempuan itu mencubit gemas kedua pipi Gilang "Sadis bangett sihh suami akuu."

Gilang memasang wajah murungnya "Kesel ih! Aku kan mau berduaan sama kamuu, by."

Clara meraih tangan Gilang, mengusapnya lembut "Jangan berduaan terus, nanti kalo aku tinggal pergi. Kamu gak bisa lupain aku."

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang