09. Janjinya Dulu

19.2K 1.2K 129
                                    

Pagi harinya, Clara membuatkan sarapan untuk ketiga laki laki yang ada di rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, Clara membuatkan sarapan untuk ketiga laki laki yang ada di rumah itu. Amran, Gilang, dan juga Arsya.

"Astaga, ini rambut ganggu banget sih." gerutu Clara karena rambutnya sedari tadi mengganggunya memasak.

"Makanya di cepol biar gak ganggu." celetuk seseorang entah datang darimana.

Gilang berdiri di belakang Clara. Ia mengambil gelang hitamnya lalu mencepol asal rambut Clara.

Clara tersenyum "Makasih, Lang." ucapnya, lalu kembali memotong sayuran untuk di masaknya.

"Cama cama." balas Gilang menirukan gaya Arsya.

Laki laki yang menggunakan kaos hitam polos tersebut melingkarkan tangannya ke pinggang Clara.

"Emm, mulaiiii." cibir Clara.

Bukannya berhenti. Gilang justru malah semakin memeluk posesif pinggang Clara dari belakang.

Laki laki itu memberikan kecupan pagi untuk Clara. Ia mencium leher, pipi, kening, dan juga sudut bibir Clara.

Ini mah namanya maruk, wkwk.

"Kemarin berantem berantem gak jelas, sekarang malah romantis romantisan di rumah mertua. Bagus kamu ya, Lang." sindir Amran.

Gilang jadi kikuk sendiri karena mendengar sindiran dari papa mertuanya.

"Hehe, namanya juga rumah tangga, pa." jawab Gilang.

Mata Gilang kembali melihat Clara, ia membisikkan sesuatu pada Clara.

"Aku mau ngambil ati papa mertua dulu, papay sayang." bisik Gilang lucu.

Clara menggelengkan kepalanya seraya menatap Gilang yang sudah pergi menyusul Amran keluar rumah.

"Padahal udah jadi mantu nya. Masih aja mau ngambil ati nya papa." heran Clara. Kemudian ia melanjutkan memasak.

---

Gilang menyusul Amran ke teras depan rumah. Kedua laki laki itu duduk di kursi teras seraya melihat seorang anak kecil yang sedang bermain anak burung.

Gilang memperhatikan Arsya yang tengah bermain anak burung perliharaan milik mertuanya.

"Piyik, itu jangan di cekek anak burungnya!!" teriak Gilang yang membuat Arsya langsung menoleh padanya.

"Papa Piyik diem aja! Ini ulucan Alca!" Arsya kembali menekan nekan wajah anak burung itu.

Anak burung be like: "Jujur, saya tertekan."

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang