14. Salah Sasaran

14.7K 1.1K 123
                                    

Malming nih, kalian gak ngebucin?

Eh kan kalian gak punya pacar, wkwk. Sama aku juga:v

Setelah berbincang bincang begitu lamanya. Gilang sedikit merasa bosan.

Kaki laki laki itu mencoba untuk mencari kaki Clara. Mereka kini berada di meja makan.

"Ini mana sih kakinya." gerutu Gilang saat ia kesusahan mencari keberadaan kaki Clara.

Satria yang peka dengan apa yang dilakukan kakak iparnya tersebut, ia berdehem yang membuat Gilang langsung duduk dengan tegap.

"Kenapa, by?" tanya Rena pada Satria.

"Gapapa, ada nyamuk yang nyariin induknya tadi." jawab Satria dengan senyuman jahilnya.

"Nyamuk?" beo Clara.

"Kenapa cepeltina ada banak namuk dicini, ma?" tanya Arsya pada Clara.

"Pftttt-" Satria mencoba untuk menahan tawanya yang hampir saja meledak.

"E-enggak kok, Sya. Disini gak banyak nyamuk." jawab Clara.

Arsya mengerutkan keningnya "Tapi waktu itu papa mau niu--"

"Piyik!!"
"Diem kamu ya!! Papa bilang diemm!" semprot Gilang.

"Jangan buka kartu dong, Sya." batin Clara dramatis.

Satria tertawa keras. Lihatlah begitu lucunya raut wajah Gilang dan Clara sekarang karena ulah Arsya yang begitu polos.

"Arsya hari ini tidur sama om Satria aja ya?" tawar Satria.

"Ndak, Alca mau tidul cama mama." tolak Arsya.

"Enggak! Gak ada!! Tidur aja sendiri kamu, Piyik!" larang Gilang. Laki laki itu semakin di buat kesal sendiri.

"Ih bang Gilang! Itu kan anak kamu, gimana sih!" galak Rena.

"Dia sama Arsya emang gak pernah akur, Ren. Kayak kucing sama tikus." sahut Clara.

Gilang berdecak kesal "Udah udah, lanjut aja makannya."

"Hati hati bang, nanti kasih sayang Clara berpindah ke Arsya." bisik Satria.

"Gak usah bacot Lo!" sarkas Gilang yang justru membuat Satria ketawa karenanya.

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang