MY HUSBAND [OPEN PO]

35. Cewek Arsya?

Clara kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas teh yang masih hangat.

Perempuan itu duduk disamping Gilang yang masih berpura-pura sakit.

"Minum dulu," suruh Clara seraya memberikan segelas teh itu.

Gilang melirik ke arah Clara, "Bantuinn." pintanya manja.

Clara memutar matanya jengah, "Udah gede, jangan kayak anak kecil."

Gilang sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Clara. Kenapa Clara jadi galak seperti ini?

Tanpa berdebat lagi, Gilang mengambil teh hangat itu. Kemudian meminumnya.

Clara berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke arah lemari. Sementara itu, Gilang terus memperhatikan pergerakan Clara.

"Jadi Clara bakal tetep jalan sama si Kudaniel?!"

Saat Clara kembali ke arahnya, Gilang dengan segera membuka mulutnya untuk menanyakan sesuatu kepada Clara.

"Kamu, mau kemana?" tanya Gilang.

Clara meletakkan baju nya di atas kasur.

"Mau keluar," jawabnya.

"Sama siapa?"

"Dokter Daniel," jawab Clara membuat Gilang memberengut kesal.

"Kamu mau ninggalin aku?!" tanya Gilang dengan wajah kesalnya, tapi malah lucu bagi Clara.

Clara menahan tawanya yang mungkin saja akan meledak.

Perempuan itu menatap wajah suaminya yang terlihat sangat lucu saat kesal.

"Dih, terus kenapa kalo aku ninggalin kamu? Kan kamu juga lagi sakit," goda Clara.

Gilang melototkan matanya, dengan segera ia bangkit dari kasur. Lelaki itu menjejak-jejakkan kakinya di atas lantai.

"Nih liat nih, aku udah sembuh!" katanya seraya menatap Clara.

Clara melihat tingkah Gilang. Laki-laki itu sangat menggemaskan dimata Clara.

"Nihh, byy. Aku udahh sembuhhh."
"Kamu jangan keluar, ya?" pintanya membuat Clara berpikir.

"Gak, aku tetep mau keluar. Apalagi kamu udah sembuh, jadi aku bisa keluar." jawab Clara semakin membuat Gilang kelimpungan.

Clara meraih pakaiannya dan berjalan masuk ke kamar mandi.

"Aaaaa, baby Araaaa!!!!" teriak Gilang.

***

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Clara berjalan keluar dari kamar mandi.

Matanya meliar, menatap sekeliling kamar. Namun ia sama sekali tak menemukan Gilang.