41. Lift Kantor

6.4K 588 66
                                    

Jam berapa kalian baca cerita ini??

Jangan lupa vote + komenn yaa!!

Clara mengerutkan keningnya saat mendapat pesan dari Gilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara mengerutkan keningnya saat mendapat pesan dari Gilang. Perempuan itu dengan segera keluar kamar dan pergi ke depan rumah Amran.

Baru sampai di depan rumah. Clara sudah mendapati mobil Gilang yang baru saja pergi dari pekarangan rumah.

"Gilang!!!" Perempuan itu meneriaki Gilang, berusaha untuk menghentikan kepergiannya.

"Ck!" Clara menyalakan ponselnya, kemudian menelepon laki-laki itu. Semoga saja Gilang masih bisa mengangkat teleponnya.

"Angkat dong, Lang!!" Clara mematikan sambungan teleponnya karena Gilang tak kunjung juga mengangkat teleponnya. "Si Bocil ngerepotin banget sih."

"Ra," panggil Amran dari belakang Clara.

Clara menoleh menatap Amran. "Iya, Pa? Kenapa?"

Amran melirik ke arah gerbang. "Nyari Gilang?"

Clara mengangguk pelan. "Gilang tadi pergi, gak tau ke mana," jawab Amran.

"Gilang tadi izin mau ke kantor, Pa. Katanya sih ada meeting mendadak, tapi Clara heran, meeting apa yang dilakuin pas hari libur kayak gini," ujar Clara sedikit ada rasa kesal di hatinya.

Amran mengerutkan keningnya. Apa benar menantunya itu pergi ke kantor untuk meeting?

"Udah kamu tenang dulu. Mending temenin Arsya aja. Siapa tau suami kamu emang ada meeting di kantor."

Mau tak mau Clara harus masuk kembali ke dalam rumah. Jika nanti Gilang belum juga menghubunginya, Clara akan langsung mendatangi laki-laki itu di kantor.

---

Gilang berjalan masuk ke dalam kantor. Lelaki itu menaiki lift untuk sampai di ruangannya.

Setelah keluar lift, laki-laki itu merogoh saku celana dan mengambil ponsel miliknya.

"Banyak banget misscall dari Clara." Gilang dengan segera kembali menghubungi istrinya. Namun ketika ia mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya, seseorang sudah lebih dulu merampas ponsel itu.

Tut!

"Maksud kamu apa?!" bentak Gilang karena apa yang baru saja Deora lakukan. "Kembalikan HP saya!"

"Kalo aku gak mau?" Deora tersenyum ke arah Gilang.

"Kembalikan HP saya, Deora!" titah Gilang tegas.

Deora tertawa kecil. Wanita itu berjalan mendekat ke arah Gilang. Meletakkan sebelah lengannya di atas pundak laki-laki itu.

"Sayang ...." Wanita itu dengan berani menyentuh pipi Gilang. "Kamu di sini, kan buat nemenin aku, jadi aku minta kamu buat jangan hubungin istri kamu dulu."

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang