42. Boom!

6.8K 596 111
                                    

Jangan lupa vote + komen yaa!!

Berapa % kalian suka sama cerita ini??

"Selesaikan semua dokumennya dan cepat pulang," suruh Gilang pada Deora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selesaikan semua dokumennya dan cepat pulang," suruh Gilang pada Deora. Kini keduanya sudah berada di dalam ruangan kerja.

Bukannya menyelesaikan dokumennya, Deora justru menutup dan membereskan semua dokumen yang ada di atas meja.

Gilang melotot kaget dengan apa yang dilakukan wanita itu. "Saya bilang selesaikan! Bukan malah diberesin!"

Deora terkekeh. Sembari membereskan dokumennya, ia berkata. "Urusan dokumen itu gampang. Yang penting kita habisin dulu waktu kita berdua. Okey, Sayang?"

Lelaki itu mengepalkan tangannya. Jika bukan karena Clara, ia tidak akan mau menuruti semua permintaan wanita yang ada di depannya ini.

"Mau kamu apa sih?!"

Melihat Gilang yang sudah tersulut emosi semakin membuat Deora menikmati permainan ini.

Wanita itu berjalan mendekati Gilang. Perlahan, Gilang mundur agar Deora tidak mendekatinya. Namun setelahnya, punggung Gilang sudah terbentur tembok. Itu artinya ia tidak bisa mundur lagi.

Sementara Deora semakin mendekatinya. Wanita itu meraba dada bidang Gilang hingga membuat laki-laki itu meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Apa Bapak bener-bener gak mau nyentuh saya?" tanya Deora seraya meraba dada bidang Gilang yang tertutup kemeja.

"Aku tau Bapak punya istri sama anak. Tapi ... mereka kan gak tau sama apa yang kita lakuin?" Deora terus berusaha untuk merayu Gilang agar laki-laki itu jatuh ke dalam pelukannya.

Wanita yang memakai rok di atas lutut itupun beralih mengalungkan kedua tangannya ke leher Gilang. Mendekatkan dirinya ke tubuh laki-laki itu.

"Kalo Bapak mau, aku bisa melayani Bapak dengan sangat memuaskan," katanya membuat Gilang terdiam.

Deora mendekatkan wajahnya ke wajah Gilang. Wanita itu memiringkan kepalanya, kemudian menutup mata. Deora berupaya untuk menempelkan bibirnya dengan bibir Gilang.

Sebelum bibirnya mendarat ke bibir Gilang. Suara tamparan keras berhasil membuat Deora tertoleh ke samping.

"Jalang!" sentak Gilang. Kini aura laki-laki itu sangat menyeramkan. Ia tak seperti Gilang yang suka meminum susu dan bermanja-manjaan dengan istrinya.

"Sudah saya bilang. SAYA SUAMI SAH DARI CLARA ADITAMA!" katanya kasar.

"SEKECUP PUN SAYA TIDAK AKAN SUDI MEMBAGI BIBIR SAYA KEPADA WANITA RENDAHAN SEPERTI KAMU!"

Dengan emosi yang bergejolak. Gilang keluar dari ruangannya. Meninggalkan Deora yang kini memegangi pipinya yang terasa panas dan perih akibat tamparan keras yang diberikan Gilang.

MY HUSBAND [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang