Gimana puasanya?
Udah bolong?"Pak, saya mohon berhenti!" Clara meminta pria tersebut untuk menghentikan taksinya sekarang juga.
Suara teriakan yang keras membuat Arsya yang awalnya tertidur pulas, kini terbangun. "Mama, kenapa?" tanya Arsya bingung.
Clara mengelus kepala anaknya. "Nggak papa, Sayang. Kamu tidur aja, ya. Bentar lagi kita sampek." Perempuan itu berusaha untuk menenangkan anaknya.
"Tapi, Mama tadi teliak-teliak," timpal anak kecil itu yang semakin membuat hati Clara risau.
Pria itu memandang spion dalam mobil yang menampilkan Clara dan anak kecilnya. Sudut bibir pria itu mengembang miring. Kemudian ia menambah kecepatan taksi.
Baru juga pria itu menambah kecepatan taksinya. Ia dikagetkan dengan kehadiran sebuah mobil yang mencegatnya di depan.
Pria ini mengerem taksinya secara mendadak hingga membuat kening Clara menubruk sandaran kursi taksi.
"WOI!"
Seorang laki-laki maju menghampiri taksi yang dinaiki oleh Clara.
"Gilang." Clara membeo kaget.
"Sial!" Pria dengan jaket warna hitam itu menghadap ke arah Clara. "Kalian jangan keluar, jika tidak, kalian akan mati di tangan saya!" ancamnya tak main-main.
Pria itu keluar dari taksi. "Minggir! Jangan ganggu urusan saya!"
Gilang tersenyum remeh. "Yang anda bawa itu istri saya! Kembalikan, atau anda habis di tangan saya!"
"Coba saja." Pria itu dengan segera memberikan bogem mentah tepat di sudut bibir Gilang.
"Bocil!!" teriak Clara reflek. Ia bahkan tak sadar memanggil Gilang dengan sebutan Bocil.
"Shit!" Gilang mengusap darah yang baru saja mengalir di sudut bibirnya. Ia menatap pria yang ada di depannya dengan nyalang.
Lelaki dengan rambut sedikit acak-acakan itu langsung memberikan beberapa pukulan kepada pria yang berani menculik istri serta anaknya.
"Sialan! Bajingan!" umpatnya kasar sembari terus memukuli pria tersebut.
Di dalam taksi, Clara tengah memeluk Arsya. "Arsya tenang ya, Nak."
Arsya yang bingung itupun berkata. "Tenang kenapa, Ma? Kan kalo Papa Piyik belantem, itu altina Papa Piyik jagoo."
Bukannya ketakutan karena melihat Gilang berantem. Anak berusia empat tahun itu justru mendukung Gilang untuk terus memukuli pria tersebut.
"Ayo, Pa!! Papa Piyik kelenn!!!" Arsya mengepalkan telapak tangannya dan diangkat tinggi-tinggi.
Sementara Clara menepuk jidatnya sendiri. "Gak anak, gak bapak, sama aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND [OPEN PO]
ChickLit𝗝𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗕𝗔𝗖𝗔!! ||Sequel MTiMH|| ‼️WARNING‼️ ✓ bucin ✓ posesif ✓ pencemburu ✓ big baby °°° Bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang memiliki sifat galak namun penyayang, harus mempunyai suami yang bu...