29

5.5K 263 2
                                    

"Ich habe gestern jemanden erwischt, der versucht hat, dein foto zu machen. Soll ich ihn finden und fur immer toten?" Navis melapor akan hal yang mencurigakan waktu kemarin kepada Davano. (I caught someone tried to take your picture yesterday. Should I find him and kill him for good?).

Sengaja Navis guna bahasa Jerman untuk berkomunikasi dengan Davano tentang hal peribadi.

Davano melirik kecil ke arah Halwa yang sedang fokus dengan telefon. Pasti sedang membaca wattpad. Macam awak sekarang ni ciee. Dipandang semula wajah Navis.

"Kein notwendigkeit fur. Sei bloβ vorsichtig. Ich spure, dass uns auf unserem ganzen weg jemand beobachtet. Halten sie sich einfach immer bereit." (No need to. Just be careful. I can feel someone is watching us all along our way. Just get yourself always in ready).

Halwa mencuri dengar perbualan mereka.

Dia terkedip-kedip bila mendengar bahasa Jerman mereka. Aduhai. Manalah dia nak faham dengan bahasa mereka ini. Dah macam bahasa sicin pula dengarnya. Halwa perlahan menggaru kepala. Memang kalau ikut kelas bahasa, konfem dia yang akan paling lambat nak tangkap.

Sebabkan otak agak banyak loadinglah jawabnya.

"Perdon por molestarlos, chicos. Sir Zander, la Sra. Kendall quiere conversar con usted," suara milik seorang PA kepada Mrs Kendall mengejutkan mereka bertiga. (Sorry for bothering you guys. Sir Zander, Mrs Kendall want to have some discussion with you).

Pantas saja kepala di toleh kepada perempuan itu.

Navis dan Davano saling berpandangan. Kemudian satu nafas kecil Davano hembus. Tentu Mrs Kendall hendak berbicara akan soal yang sangat penting sehingga memanggil terburu begini. Tanpa berlengah, Davano bangkit dari duduk.

"Navis, make sure to keep on eye to Halwa," pesan Davano.

Halwa hanya mendengar. Sedikit rasa bangga bila sugardaddynya sangat prihatin terhadap diri dia. Tidak terasa pula ada rerama yang sudah mulai berdansa di dalam perut. Ah, suatu perasaan yang sering muncul. Sweetness overload.

Davano dan PA Mrs Kendall pun berlalu pergi dari ruang tamu.

Namun jauh di benak seorang Halwa, dia tertanya-tanya. Ada apa sebenarnya kedatangan mereka ke Costa Rica? Adakah benar untuk kerja? Tapi... hairan. Tidak pernah Halwa lihat Davano ke syarikatnya. Bukankah negara yang dia pergi setiapnya memiliki syarikat?

Hairan.

Davano masuk ke dalam bilik mesyuarat Mrs Kendall. Dalam bilik ini terdapat banyak buku-bukuan sejarah. Ada juga kertas-kertas, bahkan dindingnya agak sedikit berwarnakan coklat tua untuk meninggalkan ke-aesthetic old pada mansion ini.

Mata Mrs Kendall terus terarah pada Davano.

Senyum lebar di larik pada bibir wanita itu. Ekor matanya bergerak terus memerhati gerak-geri Davano. Davano melabuh punggung lalu kepala ditoleh pada Mrs Kendall.

"Entonces, por que me ilamaste? Algun problema quieres que te ayude a solucionarlo?" tanya Davano. (So, why did you call me for? Any problem you want me to help you solve it?).

Mrs Kendall tertawa halus. Menampakkan barisan gigi putih yang masih utuh sempurna.

"Hay muchas cosas que quiero que me ayudes, Zander. Y una de ellas es que quiero que se haga cargo de mi empresa." (There is a lot of things I want you to help me Zander. And one of it is, I want you to take over my company).

Davano tidak papar riak terkejut. Dia hanya beriak biasa.

"Malo, mi respuesta es no." (Badly, my answer is no).

Mrs Kendall tertawa lagi.

Dia sudah agak jawapan lelaki itu bakal menolak tawarannya. Padahalkan, lumayan besar syarikat yang di miliki Mrs Kendall.

"Why? Crees que mi compania no es tan buena como la tuya, Zander?" saja Mrs Kendall mahu bergurau. (You think that my company aren't good as yours Zander?)

"No es asi, senora. Yo tambien tengo mi propis empresa. Que tal si se lo pasa a su hijo?" (It's not like that madam. I have my own company too. How about you pass it to your son?)

Keruh wajah Mrs Kendall bila Davano cakap tentang anaknya.

"Hablando de el. Me recuerda que volvera manana. Me temo que podria perder a mi hijo tan pronto solo por este asunto, Zander. Por eso les doy mi compania. Se que pueden manejarlo todo junto. Eres un CEO exitoso. Estoy tan orgulloso de ti Zander. Queria que mi hijo fuera como tu, pero no va a suceder." panjang lebar Mrs Kendall berkata. (Talking about him. It reminds me that he will be back tomorrow. I'm afraid I might lose my son so soon only for this matter Zander. That is why I am giving you my company. I know you can handle it all together. You are a successful CEO. I'm so proud of you Zander. I wished for my son to be like you but it's not going to happen).

Davano hanya diam.

"Puedes prometerme algo Zander?" soal Mrs Kendall. (Can you promise me something Zander?)

Davano memandang wajah Mrs Kendall di hadapan.

"Si muero, quiero que acompanes mi cadaver a la tumba. Al menos, por el ultimo momento, puedo sentir los sentimientos de tener un hijo que siempre esta al lado de su madre." penuh syahdu Mrs Kendall menuturnya keluar. Namun bibir tetap mengulum sebuah senyum. (If i die, I want you to accompany my dead body to the grave. At least, for the last moment, I can feel the feelings of having a son who always be by their mom side).

Davano tidak membalas.

Mengiringi wanita itu hingga ke kuburnya. Dia sudah jangka akan kepergian dia. Dan Davano dapat rasakan, bakal terjadinya sesuatu pada besok hari. Tepat pada kepulangan anak lelaki Mrs Kendall.

...bersambung

SUGARDADDY ✅️Where stories live. Discover now