57. Tsundere

22.3K 2.7K 845
                                    

Kata orang Naura ga pantes hidup. Dia emang ga pantes hidup, ga pantes hidup diantara keluarga kaya kalian

- The Queen

.

.

.

Nakula menatap dalam pada Naura yang sedang dikuasai sisi lainnya. Gadis itu tak hentinya mengawasi pergerakan para tenaga medis yang menangani Gibran saat detak jantung pemuda itu melemah, namun berbeda dengan beberapa perawat yang jantungnya malah berdetak kencang karena tatapan itu.

Bule nyasar bermata samudra itu tersenyum senang. Walaupun sempat menciut karena tatapan tajam Naura, kini Nakula tahu bahwa sisi lain kesayangannya hanya bersikap tsundere. Terbukti dengan raut khawatirnya saat ini. Dan itu merupakan sebuah kabar baik.

Meski begitu perkataan sisi lain Naura tidak bisa dianggap sebagai angin lalu. Itu bisa saja terjadi terlebih sosok Queensha sisi bukanla yang bisa disogok ice cream atau seblak seperti Naura.

Maka dari itu, diam-diam Ia merencanakan persekongkolan dengan jomblo korban prenjon dan duda anak dua tidak berakhlak tidak sadar umur untuk meluluhkan pertahanan diri Naura. Ia meminta Ditya untuk seolah memintanya keluar dari sana karena sebuah masalah.

"Hallo Pa? Hah?! kenapa pantat Sadewa bisa bisul sih?! Iya-iya, gua kesana sekarang. Obat bisul cap poni mba cadel ada di kamar gue"

"Permisi, kondisi pasien saat ini sudah kembali stabil. Kemungkinan pasien akan sadar dalam beberapa jam kedepan. Terimakasih"

Bersamaan dengan keluarnya dokter, Nakula menghampiri Queensha yang menatap curiga kearahnya. Sejak kapan bisulan obatnya cap poni mba cadel?

"Nakul harus pulang, panggilan dari tuan besar. Kamu jaga Gibran dulu ya, ini genting banget! Dadah ayanggg" pamit Nakula. Ia melambai riang seperti biasa dan bergegas untuk lari dari ruangan ini.

Namun sisi lain Naura tidak mudah dibohongi. Ia menarik kerah kemeja yang dikenakan Nakula kemudian menyeretnya mendekat. Berbisik tepat ditelinga Nakula dengan nada ancaman yang tersirat jelas pada setiap hurufnya.

"Gue tau lo bohong. Jebakan lo gaakan berhasil. Try me bitch"

"Bitch? What do you mean? I'm just a good boy who wants to help my bisulan brother"

"You don't have to. Sadewa has Ditya with him"

"Of course I have to. I'm not Queensha who just want to ignore her dying brother"

"Well, you didn't get it yet. He ignore me first, then you expect me to still take care of him? Huh, what a dramatic life"

Nakula mengedikkan bahunya acuh, "Up to you babe, not my problem"

Ia ingin melanjutkan langkah namun Queensha masih saja menarik kerah kemeja yang Nakula kenakan. Pemuda itu kemudian melayangkan flying kiss pada gadis didepannya. Sontak gadis itu melepaskan tarikannya dan membalas dengan raut wajah jijik.

"Hihiiii babay ayanggg muachhh"

Tatapan jijik nan julid Queensha mengiringi langkah riang fanboy Frozen itu. Ia berlari dengan langkah lebar sesekali melompat sembari menyanyikan lagu dari film disney yang digemarinya.

"Fuck it all, fuck it all!!! I can't study anymoreee~ fuck it all, fuck it alll that psycho boy is goneee... here I stand with all the sadness I felt wuhuuuuu the score never bother me anywayyy"

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang