25. Doraemon

89.4K 10K 2K
                                    

Ga follow aghu ngambek😇🔪

-Istri Jeno

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.

Pagi ini dikoridor kelas X seperti biasa dipenuhi dengan murid piket, osis yang sedang patroli dan beberapa kumpulan siswi yang sedang bergosip.

"Eh, tau ga Naura kelas sebelah? ngeselin banget gayanya njir... Sok cantik banget!"

"Iya! Ganjen lagi. Semua cowo aja diembat sama dia"

"Udah gitu gayanya sok alim banget! Penampilan rapi alim tapi kebiasaannya bolos dimarkas Nakula"

"Sstt! jangan diomongin. Lo mau dipotong sama dia?"

"Ekhm!"

Keempat siswi tadi kontan menoleh dan alangkah terkejutnya mereka saat menemukan Naura yang menatap mereka tajam namun dengan raut datar.

"E..Eh Ra? pagi! nyari cogan ga hari ini?" sapa salah satunya canggung.

Yang disapa berdecih dan melanjutkan jalannya tanpa membalas sapaan tadi.

"Tu anak kenapa?"

Keempatnya saling pandang dan sama-sama mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Udah bel nih, lanjut dikelas yok" ajak salah satu dari mereka.

"Yok ah"

Mereka berjalan sambil kembali bergosip ria tanpa memperhatikan jalan sehingga tidak menyadari kulit pisang yang berada dibawah kaki mereka.

Brakkk

Brakk

Brakkk

Brakkkkkkkk

Salah satu dari mereka terpleset jatuh lalu diikuti dengan ketiga temannya yang Ia timpa.

"ANJIR PANTAT BAHENOL GUE!!!"

"Berisik bangsat! gara-gara lo nih!"

"Kok jadi nyalahin gue!?"

"Emang lo yang salah tau!"

Dan perdebatan mereka terus berlanjut tanpa mereka ketahui seseorang dengan tatapan dinginnya sedang menyeringai puas.

.ʕ•ε•ʔ.

  Tukk!

Sebuah pesawat kertas menabrak dahi Naura yang tengah menunduk dan fokus menggambar.

"Ra! Terbangin kesini dong!" teriak siswa pemilik pesawat kertas itu yang sedang duduk dibangku guru.

Jika biasanya Naura akan ikut bermain pesawat kertas tapi kali ini Ia meremas benda itu hingga hancur lalu membuangnya asal, masih dalam posisi menunduk.

Siswa yang memang dasarnya tempramental itu protes tak terima. Ia menghampiri meja yang ditempati Naura lalu menggebraknya keras hingga mampu membuat Chilla terbangun dari tidurnya.

"Maksud lo apa?!" bentaknya lalu melipat tangan angkuh.

Tangan lentik yang tengah mengasir sketsa itu tiba-tiba berhenti. Kepalanya terangkat dan matanya menatap tajam tepat ke iris hitam siswa itu. Penuh intimidasi dan terkesan dingin.

 Penuh intimidasi dan terkesan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang