31. Pencuri

75.3K 9.2K 1.6K
                                    

Gasuka, gausah baca! disini tidak ada unsur pemaksaan.
sekian, terima cogan

-Istri Choi Yeonjun

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.


"Hai ganteng, udah sadar? kiss dulu dong" ujar seseorang disamping Gibran dengan seringaian yang tercetak diwajahnya.

Mata Gibran melebar. Ia bergidik ngeri saat mendengar ucapan itu. Dirinya baru saja bangun namun sudah mendengar kata menjijikkan dari seorang laki-laki.

"Lo mau bawa gue kemana njir?!" ucap Gibran panik saat yang dilihatnya hanya pepohonan disepanjang jalan.

"Kemana ya? hotel mungkin"

"Mau ngapain lo?"

"Mau jadiin lo tumbal!. Udah diem ah. Gue mau bawa lo pulang. Yakali mati membusuk dijalan. Ntar gimana gue nikah sama Ara coba?"

"Kerumah siapa? jangan macem-macem lo ya!" ucap Gibran makin merapatkan diri ke pintu mobil, dengan tangan yang Ia silangkan didepan dada.

"Kerumah lo lah! yakali gue mau nampung sampah dirumah"

"Apa lo bilang?!"

"Budeq juga ya lo?"

"Heh! turunin gue sekarang!"

Mobil itu langsung berhenti mendadak hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring, juga kepala Gibran yang nyaris terhantuk benda keras didepannya jika saja sabuk pengaman tidak menjaga.

"Napa berhenti tiba-tiba sih sat?!"

"Katanya turunin... serba salah emang aku dimata kamu" ucap Nakula dengan bibir mengerucut.

"Geli bangsat!"

"Udah kegelian aja, belum gue apa-apain padahal"

"Ngomong lagi lu gue tonjok ye!"

Seringaian Nakula semakin terlihat jelas. "Kamu lucu banget sih... KUA yuk"

"Apa salahku Tuhan..." ringis Gibran pelan. Semakin muak dengan candaan Nakula.

Tawa Nakula yang sedari tadi Ia tahan seketika pecah saat melihat raut menderita Gibran, dan tawa itu terdengar menyebalkan ditelinga Gibran.

"Huh... Lo tau ga? gue tadi dihukum sama bokap" ucap Nakula setelah menyelesaikan tawanya.

"Ya terus gue peduli gitu?"

"Jahat ya kamu" ucap Nakula seraya kembali menjalankan mobil. Sebenarnya Ia juga tidak betah berlama-lama dengan calon kakak iparnya.

"Pergaulan bebas, keluar malem pulang pagi, berantem, ga ngurus rumah apalagi keluarga. Ck ck ck... bawa pengaruh buruk banget gue" ujar Nakula setelah lama hening.

Mata Gibran hanya memandang lurus kearah jendela tetapi Ia mendengarkan perkataan Nakula. Tangan pemuda itu juga terlihat mengepal kesal karena merasa tersindir.

"Tapi sekarang gue cuma mau sama Ara. Kasian dianggurin mulu sama abangnya. Ish ish ish... tak patut"

"Bacot"

"Mau snack ga lo?" tawar Nakula namun Gibran hanya diam.

Kesal karena diabaikan Nakula melempar sebungkus camilan yang dibelinya tadi ke wajah Gibran.

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang