33. Limbad

79.1K 10.2K 3.2K
                                    

Kalau vote yang full tiap chapter dong
:( Author bergadang ini ngetiknya sampai ngorbanin waktu buat menjadi istri yang baik(streaming mv :v)

Btw part ini ada adegan sadisnya. Silahkan keluar kalau tydack syuka

-Istri Lee Hangyul

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.

Kelopak mata itu perlahan terbuka diiringi ringisan yang keluar dari bibir Naura. Perutnya terasa nyeri dan kepalanya terasa sakit. Membuat gadis itu khawatir akan kehilangan memori cogan dikepalanya.

"Ara?" panggil Nakula pelan dengan suara serak seperti habis menangis.

"Ara dimana? dengan siapa? semalam berbuat apa?..."

"Nanti aja nyanyinya, minum dulu" ucap Nakula.

Pemuda itu membantu Naura untuk duduk kemudian mengambil segelas air yang berada di nakas lalu menyerahkannya pada Naura.

"Tadi Ara pingsan. Masih sakit ga?" tanya Nakula seraya menatap intens Naura yang sedang meneguk airnya.

"Mendingan... Ini jam berapa?"

"Lima sore"

Mata Naura melebar. Selama itukah Ia pingsan?.

"Pulang yuk... udah mendingan juga" ucap Naura tidak sabaran.

"Kata dokter Ara pulang besok."

"Tapi Ara belom masak buat bang Gib! ntar dia mati muda dalam keadaan jomblo kan galucu" ucap Naura khawatir.

Selama ini mereka tidak mempunyai asisten rumah tangga atau semacamnya.  Alhasil Naura yang mengurus urusan rumah, Satya dan Gibran. Ditambah sekarang Nana yang belum Ia beri makan.

"Biarin aja tu dakjal mati. Nakula ora urus" ucap Nakula acuh.

"Heh! dakjal gitu juga masih abang Ara"

"Cih, abang ga guna"

"Nakul gabole nakal ya! ntar Ara marah!"

"Iya-iya" ucap Nakula seraya memeluk Naura dari samping. Kepalanya Ia sandarkan di bahu Naura dengan mata terpejam. Berusaha meredam emosi yang membara dalam dirinya. Usahanya sedikit berhasil karena Naura yang memberi usapan lembut dikepala.

"Ara jangan sakit-sakit... Nanti Nakul sedih" ucap Nakula pelan.

"Wanzayyy Ka Nakul bisa sedih juga"

"Nakula serius!"

"Iya-iya maaf..."

Nakula melepaskan pelukannya dengan setengah hati. Ia tidak rela namun Pemuda itu perlu menuntaskan sesuatu.

"Ara diem disini ya. Nakul udah telepon si Kebo buat kesini"

"Chilla? okay dokayy!"

Nakula bangkit kemudian mencium kilat pipi Naura. Meninggalkan rona merah yang membentang dari pipi hingga telinga.

"Ntar kalo Chilla nakal Ara gigit aja ya! Nakul galama kok"

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang