semager itukah kamu sampai tanda bintang dipojok kamu anggurin?
ʕ•ε•ʔ
.
.
.BRAKKK!!!
Ketenangannya tidak berlangsung lama karena suara pintu yang ditendang paksa membuat satu kelas menjadi hening dan mempusatkan atensinya kepada seorang pemuda yang berdiri dengan guratan marah yang terlihat jelas diwajahnya yang tegas. Chilla yang tengah tidurpun menjadi terbangun karenanya.
"SIAPA YANG NAMANYA NAURA?!" teriaknya menatap seisi kelas.
Seluruh atensi mereka beralih ke seorang gadis yang sedang menatap bingung pemuda yang terlihat tengah marah itu.
"Kenapa?" tanya Naura tanpa rasa takut. Gibran selalu mengajarkannya untuk tidak takut kepada seseorang selagi bukan orang tua. Bukan takut, melainkan hormat semata.
Pemuda yang wajahnya kian memerah menahan amarah yang entah karena apa itupun berjalan mendekati Naura dan menarik pergelangan tangan Naura kasar.
Naura berontak tapi tidak cukup kuat untuk melepaskan dirinya. Teman sekelasnya hanya menonton dengan santainya tanpa berniat membantu seolah mereka tengah mendapatkan tontonan gratis.
Chilla? gadis itu khawatir dan segera menelpon Gibran untuk memberitahu bahwa adiknya tengah ditarik paksa menuju lapangan. Chilla menekan nomor Gibran dengan gemetar dan setelah telepon tersambung Chilla memberitahukan semuanya dengan suara gemetar menahan tangis.
Diseberang sana Gibran mengeram kesal dan menutup sambungan tanpa menjawab pernyataan Chilla.
Chilla melirik sekitarnya dan keadaan kelas sudah sepi. Rupanya seluruh teman sekelas mereka memilih mengabaikan kegiatan unfaedah mereka sebelumnya dan beralih pada Naura yang diseret menuju lapangan.
Chilla sangat ingin menonton tapi keadaan kelas yang sepi serta angin sepoi-sepoi sangat menggodanya. Gadis itu menghitung jarinya untuk menentukan dan jari kesepuluh mengatakan bahwa Ia harus menonton.
Ok Chilla menyerah. Gadis itu kini sudah berlabuh ke alam bawah sadarnya dengan tas motif Rapunzel yang menjadi bantalnya.
ʕ•ε•ʔ
Seluruh murid kini rela keluar dari kelas mereka masing-masing demi melihat langsung seorang Siswi kelas X yang diseret ke lapangan. Mereka penasaran apa yang diperbuat gadis malang itu sampai si Cowok iblis itu keluar dari persembunyiannya.Pemuda berperawakan sangar itu menghempaskan tangan Naura kasar sehingga Naura terjatuh tepat ditengah-tengah lapangan.
Gadis itu meringis dan menatap nyalang Pemuda dihadapannya. Naura tanpa rasa takut berdiri dan berkacak pinggang. Menaikkan dagunya angkuh menantang Pemuda dihadapannya ini.
"Salah saya apa? Jangan mentang-mentang anda kakak kelas saya jadi takut ya!" Ucap Naura. Gadis itu memang menggunakan Saya-Anda ketika sedang marah.
Para Murid kelas XI dan XII yang melihat itupun terperangah karena baru kali ini ada yang berani bersikap seperti itu pada Pemuda yang selama ini tak pernah sekalipun menampakkan dirinya di sekolah. Kehidupannya sangat menyeramkan. Banyak siswa yang mencari gara-gara dengannya tiba-tiba menghilang tiada kabar. Oleh karena itu dirinya disebut dengan cowok Iblis SMA Pandawa. Tak pernah ada yang berbicara dengan Pemuda itu kecuali sahabatnya. Itupun tidak terlalu sering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...