"Yang ganteng Yura angkut, Yang kaya Yura bikin bangkrut, Yang buriq Yura lempar kepohon biar nyangkut!"
-Naura
.
.
.
SreettPrannngggg
Disebuah gudang tempat penyimpanan barang seorang gadis kecil berumur 5 tahun itu didorong paksa hingga menabrak kaca dibelakangnya. Beruntung kaca tersebut tidak pecah karena berat badan gadis itu yang tidak seberapa.
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANGIN UNTUK MENJAUHI SAYA?! KAMU ITU CUMA SAMPAH DISINI! TIDAK PANTAS UNTUK MENYEBUT SAYA SEBAGAI PAPA! KARENA SAYA BUKAN PAPA KAMU!" teriak Pria itu murka.
"Ma...Maafin Yura Pah..."
"MAAF KAMU BISA NGEMBALIIN ISTRI SAYA MEMANGNYA HAH?!"
Pria itu murka dengan mata yang memerah dan nafas yang memburu. Sementara gadis kecil yang dimarahinya hanya bisa menangis.
Gadis itu bahkan tidak tau dimana letak kesalahannya. Ia hanya iri ketika melihat para anak tetangga mereka yang bercerita banyak pada Ibunya ketika pulang sekolah kemudian bertanya pada ayahnya kemana Mamanya pergi.
"KAMU TANYA DIMANA MAMAH KAMU KAN? MAMA KAMU MENINGGAL KARENA NGELAHIRIN KAMU!. DAN SEKARANG AKAN SAYA ANTAR KAMU KEPADANYA." ucapnya dengan seringaian.
Kilatan pisau tertangkap dalam penglihatan gadis itu. Ayahnya mendekat dengan pisau tajam yang otomatis membuat gadis itu mundur perlahan seraya menggelengkan kepalanya.
Bugh!
Gadis yang masih terisak itu melihat ayahnya yang ambruk didepan matanya. Gadis itu terkejut namun detik selanjutnya tangisannya mengeras saat melihat bocah laki-laki berumur 8 tahun dengan tangan memegang balok kayu yang juga tengah menangis melihat adiknya yang dianiaya.
Bocah laki-laki itu membuang balok kayu yang tadinya Ia gunakan untuk memukul tengkuk ayahnya kemudian menghampiri adik kecilnya yang masih menangis.
"A..Adek gapapa?"
Mata yang tadinya tertutup itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan bulatan hazel indah yang redup tanpa binaran mata bahagia.
Tangannya yang terkepal berusaha memukul dadanya berulang kali. Mencoba untuk menghilangkan sesak yang menghimpit dadanya.
Mimpi itu lagi.
Satu-satunya mimpi yang Ia benci kini kembali Ia memimpikan hal yang sama.
Gadis itu menenggelamkan wajahnya yang mulai basah karena keringat dan air mata di kedua lutut yang Ia tekuk.
Tangannya juga Ia gunakan untuk meremas dan menjambak rambutnya frustasi dengan air mata yang mengalir tanpa ijin.
Cukup lama gadis itu menangis dalam diam sampai kemudian kepalanya Ia dongakkan untuk melihat jam dengan mata sembabnya.
Jam menunjukkan pukul 14:00. Masih sore rupanya. Waktu yang bagus untuk menyegarkan diri.
Disibaknya selimut biru tua yang menyelimutinya kemudian beranjak turun dari kasurnya setelah mengambil benda berkilauan di laci nakasnya.
Kakinya Ia langkahkan menuju kamar mandi dan setelah sampai gadis itu menutup pintu kemudian menanggalkan Piyama hitam yang Ia kenakan, sehingga menyisakan tengtop dan celana pendeknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Teen FictionBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...