Serius nanya, Ada yang sayang ga sama Naura?
-Suaminya Soobin
.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.
"Gue udah besar. Gasemua urusan lo bisa ikut campur!" kesal Nakula pada seseorang diseberang."Papa bukannya ikut campur. Tapi hubungan Satya dengan Papa tidak begitu baik."
"Ya tapi Ara lagi disiksa! Gue ga bisa biarin gitu aja!"
Orang diseberang sana terkekeh. "Sejak kapan kamu mempunyai rasa peduli hm?" tanya orang itu membuat Nakula terdiam.
Cengkraman tangannya pada stir mobil menguat. Mata birunya melirik rumah megah disampingnya dengan tatapan tajam.
Selalu saja Papanya mengetahui apapun yang Ia lakukan. Entah apa yang dilakukan Pria itu sampai bisa mengetahui setiap gerakan yang diambil Nakula.
"Papa mengerti nak, tapi tidak untuk saat ini. Bersabarlah sedikit lagi dan kau akan mendapatkan apa yang kau mau. Hubungi Gibran dan beritahu kondisi adiknya"
"Terserah!"
Nakula memutuskan sambungannya secara sepihak kemudian melempar ponsel berlogo apelnya kebelakang sebagai pelampiasan kekesalan.
"Sial!" umpatnya. Baru teringat jika Ia harus menghubungi Gibran dulu.
"Adek lo dikurung digudang rumah. Cepetan pulang Sat! Pacaran mulu lo. Pacaran kok sama lonte! sama gue kek" ceroscos Nakula setelah sambungannya terhubung.
"Dih, lo siapa?" tanya orang diseberang yang memang tidak menyimpan kontak Nakula.
"Masa depan lo"
"Jijik sat!"
"Bodolah... Pulang sekarang! Anakmu anakmu panggil-panggil namamu~"
"Dih Gaje"
"Cepet elah! btw ini Nakula. Kamu engga nyimpen kontak aku ya? tega kamu maz!!"
"Hallo?... Cih, sialan!" umpat Nakula ketika menyadari sambungan telah diputus secara sepihak.
Pemuda itu memutuskan untuk menunggu kedatangan Gibran sebelum Ia pulang ke mansionnya, seraya memantau kondisi Naura dengan gelang hitam berukiran nama Naura.
Gelang yang dipakai Naura bukanlah gelang biasa. Gelang itu dirancang khusus oleh orang kepercayaan Nakula agar bisa merekam suara disekitar si pemakai, dan bisa didengar melalui gelang Nakula dengan menekan tombol kecil disebelah ukiran.
Itu sebabnya Nakula terlihat marah saat selesai membela Naura dari Laura hari itu. Ia mendengar pekikan histeris Naura yang memuji orang lain dan memutuskan untuk menghapus segala yang berkaitan dengan pria lain diponsel gadisnya.
"Hehe... darahnya lucu. Gemoyyy"
Nakula mengernyit bingung saat mendengar rekaman Naura yang terdengar terkekeh bak anak kecil namun sedetik kemudian kembali terdengar suara isakan.
"Ra, Kamu ga beneran gila kan?" gumam Nakula khawatir.
Mata biru Nakula menangkap gerakan seseorang yang keluar dari mobil dengan tergesa-gesa. Akhirnya Ia bisa bernafas lega saat mengetahui orang itu adalah Gibran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Teen FictionBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...