"Datanglah jika dunia menolakmu. Dan pergilah jika nafas ini tak lagi bersamaku"
-Nakula.
Siap membaca keUwuan? Vomentnya dulu dong😋
.
.
.Gibran memakan makan malamnya sembari menonton ayahnya yang terduduk dilantai dengan pandangan kosong. Atau mungkin sarapan karena ini sudah jam 2 pagi.
Akhirnya emosi ayahnya mereda berkat guyuran air es dari Gibran. Sempat kesal dengan trik itu tapi pada akhirnya trik itulah yang menyelamatkannya.
Nakula juga sudah menelponnya. Mengatakan kalau Naura ada bersamanya. Gibran sebenarnya kesal tapi setidaknya Naura tidak jatuh ke tangan penjahat.
Selesai dengan makanannya Gibran bangkit dari duduknya kemudian mencuci bekas piringnya sendiri.
"Udah Gibran keringin berkas Papah pakai hairdryer. Lagian itu cuma salinan bukan berkas asli. Lebay banget sampai mau bunuh orang" ujar Gibran kemudian meninggalkan Satya yang masih menatap kosong pisau yang tadinya ingin Ia gunakan untuk membunuh Naura.
"Maaf...".ʕ•ε•ʔ.
Naura mengerjabkan mata untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya sekitar. Setelah penglihatannya normal Naura merasa ini bukan kamarnya. Dimana Ia? Apakah ada cogan bersamanya? begitulah isi kepala gadis itu.Perutnya terasa berat. Naura juga merasakan nafas hangat berhembus dipucuk kepalanya. Mata Naura melebar seketika saat menemukan dada bidang seseorang yang tanpa ditutupi apapun disampingnya. Terasa hangat dan pelukable. hehe
Naura mendongak untuk melihat siapa yang memeluknya erat dan mata hazelnya kembali dipertemukan dengan mata sebiru samudra itu lagi. Entah sudah yang keberapa kalinya tapi rasanya tetap sama. Naura merasa dirinya hampir tertarik kedalamnya.
Cukup lama tatapan mereka bertemu sampai sebuah kecupan singkat yang mendarat dibibirnya membuat Naura tersadar dan pipinya memerah sampai ketelinga.
"Udah puas ngeliatin cogan hm?" goda Nakula yang dibalas gelengan polos oleh Naura. Tentu saja tidak ada kata puas dalam melihat ciptaan Tuhan yang indah itu dikamusnya.
"Sekarang jam berapa?" tanya Naura.
"Jam 7 pagi. Percuma kesekolah. Pintunya gabakal dibukain" jawab Nakula dengan sedikit kebohongan.
Tentu saja peraturan itu tidak berlaku bagi Nakula. Cowok itu bisa melakukan apapun sesuai kemauannya. Itu hanyalah akal-akalannya agar bisa bersama Naura.
"Ka Nakul..." panggil Naura lirih.
"Kenapa hm?"
"Laper..." rengek Naura.
Nakula tersenyum kecil dan mengubah posisinya menjadi duduk kemudian mendudukkan Naura di pangkuannya. Tangannya mengambil piring yang ada dinakas samping tempat tidurnya kemudian menyuapkan sesendok bubur itu pada Naura.
Naura mengabaikan suapan Nakula dan malah menatap horror cowok itu karena tersadar hoodie hitam kebesaran juga celana training yang melekat pada tubuhnya saat ini bukanlah pakaian yang Ia kenakan terakhir kali.
"Digantiin sama Bi Karmi. Nanti masuk angin kalau engga diganti. Jangan mikir yang engga-engga" ujar Nakula menjelaskan.
Naura mengangguk-anggukkan kepalanya dan akhirnya membuka mulutnya. Mengkode Nakula untuk segera menyuapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Teen FictionBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...