41. Hilang

86.8K 11.2K 3.1K
                                    

Yeayyy
-Istri Hyunjin

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.


Selama disekolah Naura lebih banyak murung. Bak mayat hidup, Naura hanya diam saat disapa atau diajak bicara. Tidak ada lagi Naura yang heboh, penggila cogan dan cerewet seperti biasanya.

Hal itu membuat teman sebangku sekaligus sahabat Naura yaitu Chilla merasa bingung. Naura yang Ia kenal adalah seorang yang ceria dan seolah tidak pernah mempunyai masalah akan tetapi Naura yang berada disampingnya saat ini seakan tidak lagi mempunyai semangat hidup.

"Ra, lo kenapa? otak goblok lo baik-baik aja kan?" tanya Chilla khawatir namun tetap tidak ada jawaban. Naura hanya menatap kosong kearah papan tulis yang sedang dicoret-coret oleh anak nakal di kelas.

"Huaaaaa Naura lo kenapa?!!!" rengek Chilla dengan menggoyang-goyangkan tubuh Naura.

"Ini kenapa?" tanya Naura tiba-tiba saat menangkap sekilas tangan Chilla yang terluka dan mengeluarkan darah.

"Akhirnya lo jawab astaga!! tumpengan seblak ayokkk!!! btw ini luka gasengaja tadi pas bikinin nasgor buat doi tangan gue kena pisau."

Naura terlihat berdecak kemudian mengambil sesuatu dari laci mejanya. Sebuah plaster motif karakter bus Tayo, kemudian menarik tangan Chilla dan menempelkannya pada luka gadis itu.

"Hati-hati. Bucin boleh, ceroboh jangan"

"Hehe... kan ada Naura cangtip ulala beybeh tapi boong yang bakal ngobatin Chilla"

"Belajar jaga diri sendiri. Yura gabakal selamanya ada disamping Chilla" ucap Naura serius.

"Lo ngomong apaansih?" tanya Chilla tak suka. Naura berucap seakan Ia akan pergi jauh.

"Jaga kesehatan... kurangin minum kopi, jangan bergadang, jangan kebanyakan bucin--"

"Ra ngomong lagi lo gue santet ye!" potong Chilla disertai ancaman. Ia tidak suka ucapan Naura yang seperti tengah mengucapkan salam terakhir padanya. Tidak. Naura tidak boleh pergi meninggalkannya!

Akhirnya Naura terdiam namun pandangan matanya tidak bisa berbohong. Chilla dapat melihat kesedihan mendalam yang terdapat dalam mata sendu itu sekalipun mereka tidak bertatapan. Ada apa dengan Naura? hobi tidurnya membuat Chilla tidak mempunyai waktu untuk berbagi masalah. Lebih tepatnya Naura yang tidak pernah mau mengungkapkan kesedihannya.

"Ra lo kenapa?" tanya Chilla dengan suara melembut.

"Gapapa." lagi-lagi Naura mengatakan itu dengan seulas senyum dibibirnya. Chilla tau itu adalah senyum palsu dan Ia tidak menyukainya.

.ʕ•ε•ʔ.

Mengetahui Nakula yang tidak berada disekolah membuat Laura memutuskan untuk mengunjungi rumah Pemuda itu. Dan disinilah Ia berada. Di depan rumah megah yang menjulang tinggi dihadapannya.

Memasuki rumah itu dengan tenang seolah Ia sudah sering kesana. Pertama yang Ia lihat adalah Sadewa. Remaja itu terlihat sibuk dengan permainan di ponselnya.

"Sad!" sapa Laura.

Sadewa melirik kemudian melemparkan pandangan tak sukanya. Ia tidak suka dengan Laura. Yang Ia nobatkan sebagai calon kakak ipar hanyalah Naura bukan Laura!

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang