3. Bule ganteng!

196K 19.7K 3K
                                    


Jadi ceritanya aku bangun tidur terus udah disuguhi muka ganteng kamu. aku peluk kamu tapi aku malah kebangun lagi:')

.
.
.

Disebuah ruangan yang didominasi warna hitam terdapat seorang pemuda tengah menatap keluar jendela dengan sesekali menghisap rokoknya dan mengembuskan asapnya keluar jendela.

Pikirannya kacau. Perkataan temannya tadi berhasil mengacaukan pikirannya dan meluluh lantahkan perasaannya.

Dibelakang tempatnya duduk terdapat dua orang berbadan kekar yang setia menunggu perintah tuan mudanya.

"Siapkan seragam. Saya sendiri yang akan mengatasinya" ucapnya seraya menyeringai.

"Baik Tuan. Apakah ada lagi?" tanya salah satu bodyguard dengan sopan.

"Saya nyuruhnya apa saja?"

"Menyiapkan seragam Tuan."

"Berati ada lagi yang lain?" tanyanya tajam menatap para bodyguard yang kini sedang menunduk.

"Ya kan siapa tau Tuan butuh yang lain agar kita tidak berjalan dua kali"

Habis sudah kesabaran pemuda itu. Dirinya mengambil pistol disampingnya, menembakkan timah panas keluar jendela dan sasarannya tepat mengenai seekor burung malang yang kini telah terjatuh ketanah.

"Pistol ini asli jika kalian lupa"ucap pemuda itu pada bodyguardnya.

"Yang bilang itu palsu siapa Tuan?" tanya salah satu bodyguardnya.

Dorrr!

Satu tembakan tepat mengenai perut salah satu bodyguard yang selalu menjawabnya sedari tadi. Entahlah peluru itu dalam atau tidak hanya Tuhan dan dokter yang tau.

"Urus dia dan siapkan seragamku" perintahnya pada satu bodyguard yang masih tersisa.

"Baik Tuan" ucapnya sopan tidak ingin bernasib sama seperti temannya.

Setelah ruangan sepi Pemuda itu menopang dagunya menghadap ke arah jendela serara menyeringai. Rupanya ada mainan baru disekolahnya.

"Let's play baby"

ʕ•ε•ʔ

Di area parkiran kini dua orang kakak beradik tengah berjalan bersisian dengan sang adik menceritakan teman barunya tadi dan sang kakak yang terlihat acuh namun dibalik itu dia adalah seorang pendengar yang baik.

Sekolah telah usai setengah jam yang lalu dan baru sekarang Gibran dan adiknya memutuskan untuk pulang. Ini atas usul Naura karena mengerti kakaknya tidak suka keramaian.

"Bang tangannya masih sakit ga? Naura yang nyetir ya?" tawar Naura pada kakaknya Gibran.

"Berani?" tanya Gibran datar dengan aura mengintimidasinya yang kuat.

Naura paham. Pertanyaan Gibran tadi bukan untuk menanyakan apakah Naura berani menyetir melainkan apakah Naura berani menentangnya sebab Gibran benci disetirkan oleh Perempuan.

"Yaudah ntar mampir ke toko es krim ya?"

"Hm"

Naura memutari mobil untuk duduk disebelah kakaknya yang super duper kuper lower power puter dingin itu.

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang