28. Pengobat rindu

90.9K 9.1K 1.6K
                                    

"WOYYY INI BENERAN KAGA ADA YANG SAYANG SAMA YURA?! DAHLAH SAYA MAU RESIGN DARI DUNIA!"
-Nauraahayy

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.

Pagi ini seperti biasa Naura tidak melihat kehadiran Gibran disisinya. Ia selalu bangun pagi bahkan menjalani hari dirumah besar ini sendirian.

"Ok! semangat Ara!!! bersyukur masih dikasih tempat tinggal!" seru Naura dengan mengepalkan tangan didepan wajah.

Gadis itu bergegas mengikat tali sepatunya kemudian keluar rumah dengan gembira seperti biasa. Saat diluar senyumnya makin mengembang melihat pemandangan indah dipagi hari. Nakula.

"Yok ah gas!" ucap Naura seraya naik keatas motor besar yang belakangan ini selalu mengantar jemputnya sekolah.

"Helm kamu"

"Udah!"

Nakula mulai menghidupkan motornya. Napasnya tertahan tanpa sadar saat Naura yang tanpa disuruh melingkarkan tangan diperutnya, juga kepalanya yang berada di bahu Nakula.

"Ka Nakul?"

"Hm?" Pemuda itu tersadar dari lamunannya.

"Ayok jalan"

Motor besar itu mulai berjalan dengan kecepatan sedang cenderung pelan. Sengaja ingin berlama-lama dengan gadisnya.

"Kak Nakul" panggil Naura yang dibalas deheman oleh Nakula.

"Ih singkat banget sih!" kesal Naura.

"Iyaaaaa Naura Ara Lavenda pacarnya Nakula Dirandra, yang lahir pada tanggal 16 Maret, tinggal dihatinya Nakula, menetap juga disana, sayangnya Nakula enggaa... Kenapa sayang?" ujar Nakula lantang membuat gadis dibelakangnya terkekeh.

"Wanzayyy Ka Nakul bisa alay juga ternyata."

"Jadi kenapa, hm?"

"Nanti anak-anak basket mau tanding. Ara ikut nonton ya?"

"Engga!" tolak Nakula tegas.

"Pleaseeeeeeeee boleh yaaaaa" bujuk Naura namun jawaban pemuda itu tetap sama.

Nakula hafal betul sifat Naura yang penggila cogan. Ditambah kebiasaan para monyet berseragam itu yang selalu menebar pesona mereka setelah selesai berolahraga.

Gadis itu berdecak seraya melepas pelukannya diperut Nakula kemudian mundur beberapa senti demi menjaga jarak dengan pemuda didepannya.

"Ara ngambek! dilarang deket-deket! ngelanggar, kita putus!"

Nakula menggeram kesal. Syarat macam apa itu? Naura adalah sumber energi dan obat untuk menenangkannya. Jika Ia tidak mendapatkan itu sudah dapat dipastikan sekolah mereka beserta isinya akan hangus besok pagi.

"Ck. Iya-iya. Kamu boleh nonton" ucap Nakula pasrah.

Senyum Naura mengembang setelah mendapatkan apa yang Ia mau.

"Gitu dong... kan gantengnya nambah" puji Naura seraya kembali memeluk Nakula. Tanpa menyadari perbuatannya yang kembali membuat napas Nakula tertahan sejenak.

.ʕ•ε•ʔ.


"Ewh! kalo bukan gara-gara Nakula, ogah gue pake ginian" ujar Laura jijik saat melihat penampilannya dicermin.

Gadis itu mengenakan kemeja kebesaran, rok panjang bewarna abu-abu, serta atribut sekolah lainnya. Ia juga menjalin rambutnya dan tidak menggunakan apapun diwajahnya.

Sangat berbeda dengan penampilan yang biasannya Ia terapkan. Warna rambut yang diganti dua hari sekali, dan aksesoris yang mengikuti warna rambut. Kemeja ketat sehingga memperlihatkan lekukan tubuh, juga rok pendek dan ketat yang mengekspos pahanya.

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang