Ku up lagi. Maaf yang kemarin belum selesai tapi malah kepencet publish. Huhuuu sedih akutuh
ʕ•ε•ʔ
.
.
."Ka Nakul.... Jangan marah lagi dong" bujuk Naura.
Sekarang Naura sedang berada dimarkas Nakula. Sejak mengatakan ingin menjual bunga yang diberikan Nakula untuk cilok Mang Asep, cowok itu marah. Siapa yang tidak kecewa kalau pemberiannya tidak dihargai?
Nakula marah tapi juga tidak mau jauh dari Naura. Akhirnya Nakula tetap memangku Naura dan mendiamkan gadis itu.
"Ka Nakul ih! Ara bercanda doang tadi" rengek Naura tapi Nakula masih diam.
"Yaudah kalau ga mau ngomong juga! mending Ara ke Kak Arjun" ucap Naura ingin bangkit tapi rengkuhan Nakula semakin erat saat mendengar nama pemuda lain dari mulut Naura.
"Ka Nakul ih! terserah! ngambek-ngambek dah sono Ara ga peduli" ucap Naura kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Kok jadi kamu yang ngambek?"
Nakula menatap tak percaya pada Naura. Kenapa gadis itu merajuk padanya? padahal yang tidak menghargai orang terlebih dahulu itu adalah Naura sendiri.
"Abisnya Ka Nakul diemin Ara mulu! baru aja tadi kita Uwu-an bareng. Kek di novel-novel gitu nzayy" ujar Naura kembali heboh tapi tidak menatap mata Nakula.
"Yaudah iya maafin Nakul" ucap Nakula menyerah.
Naura tersenyum dan kembali menatap Nakula.
"Hehe... Maafin Ara juga ya! Ka Nakul kan tau sendiri otaknya Ara belum berkembang" ucap Naura menampilkan deretan giginya.
Nakula mengangguk kemudian menyusupkan kepalanya ke ceruk leher Naura dan seperti biasa menghirup aroma mawar gadisnya.
"Ka Nakul, ngantin yuk! Ara laper"
"Tunggu kamu lulus dulu"
"Hah?! kelamaan ganteng, Ara lapernya sekarang!"
"Katanya mau jadi pengantin. Ya tunggu kamu lulus dulu lah abis itu baru aku lamar"
"Ha ha ha. Ga lucu" ketus Naura kembali mengalihkan pandangan untuk menyembunyikan pipi merahnya.
"Nanti kamu diliatin lagi... Nakul ga suka!"
Pipi Naura semakin memerah. Kali ini karena gemas dengan nada bicara Nakula.
"Kan kalau Ka Nakul ikut mereka nunduk"
Nakula terlihat berpikir sejenak lalu bangkit dengan Naura kemudian mendudukkan gadis itu di singgasananya.
Cowok itu melepas hoodie abu-abu yang dikenakannya lalu memakaikan hoodie itu pada Naura.
Naura melihat Nakula berjalan menuju salah satu lemari kecil yang ada disana dan kembali dengan beberapa barang.
Lebih tepatnya cowok itu mengambil kacamata, masker, sarung tangan dan kain dengan warna hitam.
"Mau ngapain?" tanya Naura.
Nakula tak menjawab karena sibuk memakaikan barang-barang itu pada Naura.
"Panas Kak..." keluh Naura.
Mendengar keluhan gadisnya, Nakula mengambil remot AC dan menghidupkan benda tersebut.
"Pake! Aku ga suka kamu diliatin sama para monyet seragam SMA"
"Astaga ka Nakul! kita tuh cuma kekantin woy! berlebihan banget sih udah kayak mau ke luar kota aja"

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Teen FictionBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...