7.Guk guk

157K 17.1K 3.6K
                                    


"Laknat sih, tapi kalo ganteng Yura pertimbangin dulu"
-Naura
.
.
.

"Aduhh ntar ini bekasnya bisa ilang ga ya? terus bilang alasannya sama Bang Gib apa coba? huaaaa siapapun! tolong tenggelemin Yura dihatinya Chanyeol oppa dong!" ucap Naura bermonolog.

Saat ini gadis itu sedang berjalan di koridor kelas XII yang untungnya sepi karna sebagian besar Siswanya sedang mengisi perut mereka dikantin karena kalau tidak leher Naura yang tergores pisau akan menjadi bahan gosip baru terlebih lagi nama Naura cukup melejit belakangan ini.

Naura tidak menutup lukanya karena gadis itu merasa sakitnya berkurang ketika terkena angin dingin.

"Leher lo kenapa?" tanya Gibran yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Naura.

"Astaga G-Dragon! Bang Gib ngagetin Naura cantik ulala beybeh aja" pekik Naura.

"Leher lo kenapa?!" ulang Gibran. Terlihat jelas dari raut wajah tampannya bahwa cowok itu sedang menahan amarah.

Dan telapak tangan Naura mulai mengeluarkan keringat lagi. Bingung ingin mengatakan apa pada kakaknya.

"I-Itu tadi miaw yang nyakar. Miawnya nakal! Yura ga suka" ucap Naura ngawur.

"Miaw yang ganteng, Iya?" pancing Gibran. Dia tahu adiknya sedang berbohong.

"Iya! matanya biru, rahangnya itu lho kokoh banget! Yura kayaknya bisa bangun rumah tangga sama dia! trus hidungnya itu ya, mancuuuungggg banget! Yura yang liatnya hampir kepleset apalagi nyamuk ya? trus--"

"Ga ada kucing yang ganteng!" potong Gibran tajam.

Naura yang tersadar akan ucapannya merutukki diri dalam hati. Tentu saja kucing tidak mempunyai hidung mancung dan rahang yang kokoh!. Naura goblok!

"Eh Bang Gib mau kemana?!" pekik Naura ketika Gibran berjalan dengan nafas memburu ke markas Nakula.

"Ngehajar orang yang udah kurang ajar sama lo!"

"Oh..." Naura mengangguk-anggukan kepalanya dan detik selanjutnya mata Naura melebar.

"EH JANGAN! BULE GANTENGNYA YURA!!!" teriak Naura kemudian berlari menyusul Gibran.

.ʕ•ε•ʔ.


BRAKKK!!!

Gibran mendobrak paksa markas Nakula. Matanya yang berkilat marah menatap nyalang Nakula yang dengan santainya berjalan mendekatinya, tak lupa disertai seringaian yang membuat Gibran muak.

"Hai..." sapa Nakula ketika sudah berada dihadapan Gibran.

"Teman," lanjut Nakula dengan seringaian yang semakin menjadi. Sikapnya memang santai tapi matanya juga menyiratkan amarah dan dendam.

"Maksud lo apa sama adek gue sat!" tanya Gibran emosi.

"Kepoan lo kek Dora!"

BUGH!

Satu pukulan melayang ke rahang Nakula disusul pukulan-pukulan lain. Awalnya Nakula melawan tapi begitu ekor matanya melihat bayangan Naura yang berlari kemari, cowok itu diam saja menerima pukulan Gibran yang lumayan terasa. Gibran jarang berkelahi, tapi sekalinya berkelahi itu akan sangat menyakitkan.

Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang