"Touch mine, then I will be the angel of death for you"
-Nakul.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.Ruangan serba putih dengan bau obat-obatan itu menjadi saksi bisu kebosanan Naura yang sudah stadium lanjut. Sejak sore tadi hingga malam Ia tidak diperbolehkan pulang oleh orang disampingnya ini.
"Ara mukanya jangan ditekuk dong, ntar cepet lecek" ucap Nakula.
"Tinggal setrika kan beres. Aaaaaaa Ara laper!"
"Mau makan apa?"
"Batagor, siomay, nasi goreng, seblak, sate, lalapan, nasi padang, nasi jinggo, capcay, fuyunghay, bakso, pentol kekeyi,mie ayam, ayam goreng, opor ayam, gado-gado minumnya es teh aja" ucap Naura mengatakan apa yang ingin Ia makan.
"Itu aja?" tanya Nakula memastikan dan Naura mengangguk.
"Okey tunggu. Jangan kemana-mana ya" pesan Nakula pada gadisnya.
"Okay!"
Nakula keluar dari ruangan itu. Namun bukan untuk membeli apa yang diinginkan Naura melainkan mengurus urusan lain. Tapi sebelum itu Ia menghubungi orang kepercayaannya untuk membeli pesanan Naura.
"Belikan semua makanan di daftar yang gue kirimin" titah Nakula pada orang diseberang sana.
Setelah sambungan itu terputus, seringaian menyeramkan mulai tercetak diwajahnya. Ia akan bersenang-senang malam ini. Seseorang yang berani menyentuh gadisnya, secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa Ia siap untuk mati.
Sedangkan Naura menunggu dibalik pintu untuk memastikan koridor rumah sakit sudah sepi. Dan saat Ia yakin koridor tersebut sudah sepi, gadis itu melangkahkan kaki menuju ruangan lain disampingnya.
Menatap sendu Gibran dan Laura yang berada di ruangan itu dari balik pintu. Kakaknya terlihat menangis dengan bahu bergetar seraya memegangi tangan Laura yang masih tak sadarkan diri.
Perasaan bersalah Naura semakin membesar saat mengetahui bahwa Gibran menangisi Laura dan itu karenanya. Sekarang Ia merasa benar-benar tidak berguna juga menyusahkan.
Naura kembali keruangannya kemudian mengambil pisau buah yang ada. Air mata gadis itu kembali meluncur tanpa sadar. Mungkin beberapa sayatan ditangan mampu membuatnya menjadi lebih baik.
Tapi rencana itu digagalkan oleh sisi lainnya yang tiba-tiba mengambil alih. Queensha datang untuk menghentikan tindakan bodoh Naura yang tidak akan merubah apapun.
"Lo tenang Ra. Kita bisa hadapin ini sama-sama" ucap Queensha dengan senyum paksa. Tidak yakin dengan yang Ia ucapkan.
.ʕ•ε•ʔ.
Dijalan yang sepi pengendara malam itu, terlihat seorang gadis yang tengah berjalan pulang dengan earphone ditelinganya. Gadis itu tidak lain adalah Melda yang berhasil kabur dari tempatnya membantu pembullyan tadi. Sebelumnya Ia bersama Aksara namun mereka harus berpencar karena Nakula yang sempat mengejar mereka.
Sekian lama berjalan, Melda merasa dirinya tengah diikuti seseorang. Iapun menoleh kebelakang untuk memastikan namun tidak ada seorangpun dibelakangnya. Gadis itu kembali mempercepat jalannya. Kini Ia merasakan perasaan takut Naura saat diikuti tadi. Secepat itukah karma bekerja?
![](https://img.wattpad.com/cover/212351062-288-k530512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
किशोर उपन्यासBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...