.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.
"Et, mau kemana? ga ada yang gratis di dunia ini" ujar pria baju pink."Yah Pak, Yura ga punya uang Pak! kemaren baru aja beli balon. Mana meletus pula, Kan hati Yura jadi sangat kacau"
"Siapa bilang pake uang?"
"Ya terus apa dong?"
"Pakai badan kamu lah. Ya gak?"
"YOI! GASKEUNNNN!!!" sahut tiga yang lainnya serempak.
Dan Naura kembali merasakan tubuhnya menegang. Apalagi saat melihat seringaian miring yang membuat kumis tebal keempatnya ikut miring.
Satu dari mereka yang berbaju maroon mendekat. Spontan Naura mundur teratur.
Tangan Naura yang gemetar meraba ponselnya dan menekan icon telepon. Mengklik satu nomor asal tanpa melihat. Mungkin karena sudah terbiasa Naura menjadi hafal letaknya.
"Ayo dong, kita gaakan main kasar kok"
Naura merasa sudah sangat terancam tapi lututnya yang terluka dan rasa lelah habis berlari membuatnya tak sanggup untuk berlari lagi.
"B..Bapak mau ngapain?! Daging Yura gaenak beneran deh!"
Keempat lelaki itu mendekat ke arah Naura dan dua diantaranya menahan lengan gadis itu sementara sisanya membelai wajah dan rambut Naura.
Mata Naura yang memanas terpejam. Demi apapun dia sedang sangat tidak nyaman melihat tatapan nakal disekitarnya. Umur mereka yang tidak lagi muda juga wajah yang tidak lagi tampan membuat Naura takut. Tapi jika disekitarnya adalah cogan mungkin beda cerita.
Dugh
Dughh
Dughhh
Dughhhh
Perlahan Naura membuka matanya dan sesaat setelahnya Naura terpaku. Keempat pria paruh baya itu telah terkapar ditanah dengan kepala yang mengeluarkan darah.
Dan didepan Naura berdiri seorang pemuda misterius yang wajahnya tertutupi hoodie dengan tangan kanannya yang memegang tongkat baseball berpaku.
"Wanzayyyyy! keren chuy! kek di drakor-drakor gitu ahayyy! coba liat dong mukanya! Siapa tau ganteng. Kalau iya mau Yura tambahin ke cogan listnya Yura... Bosen liat mukanya Ka Nakul. Udah kasar, labil lagi. Yura ga suka!" ujar Naura tanpa berterima kasih.
Pemuda di depannya membuang tongkat baseball berpakunya kemudian secara perlahan memperlihatkan wajahnya.
Naura membuka mulutnya tanpa sadar karena melihat mata biru itu lagi. Dan Naura merutukki dirinya sendiri yang asal membicarakan orang. Jika kalian membicarakan orang dari belakang maka Naura dihadapan orangnya langsung.
"Bosen, hm?" tanya Nakula dengan napas terengah. Terlihat jelas jika pemuda itu habis berlari.
"Ga sih, ga bosen. Kan Ka Nakul bukan siapa-siapanya Yura! Begitupun sebaliknya" ujar Naura ketus.
Nakula memangkas jarak mereka. Melihat itu Naura mundur karena merasa terintimidasi dengan tatapan tajam Nakula. Sepertinya ucapan Naura tadi membuat Nakula terganggu.
"Kurang jelas hm? Naura itu milik Nakula. Cuma milik Nakula. Ngerti?" tekan Nakula.
"Nakula siapa emangnya? nembak aja engga. Yura juga butuh bahan instastory sama story Wa tau!"
"Kalau gitu Naura Ara Lavenda mulai detik ini jadi pacar Nakula Dirandra." ujar Nakula lantang.
Naura memutar bola matanya malas. Nakula lebih terdengar seperti mengklaim seseorang daripada menyatakan perasaannya. Sangat tidak storyable menurut Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby
Teen FictionBagaimana jadinya jika gadis manis nan manja mendapat musibah cowok badboy tapi hanya manja padanya? sungguh itu adalah mimpi buruk karena itulah yang dirasakan Naura sekarang. . . . "Naura! Nakula mau coklat itu..." "Ck. untung sayang" . . . [Tee...