46. Rindu

99.8K 12.1K 6.4K
                                    

Yang off hidupin dulu datanya karena akan ada beberapa gambar syurgawi yg memanjakan mata
-Istri Yangyang

.
.
.

    Setelah seminggu berlalu sejak kepergian Naura, Gibran hari ini harus kembali belajar ke sekolah seperti biasa karena ujian kelulusan yang sudah dekat dan Ia harus belajar seperti biasa. Rasanya masih sangat sulit untuk Gibran menerima keadaan dan meninggalkan kamar Naura yang selama ini Ia gunakan sebagai tempat melepas rindunya pada sang adik.

    Gibran melirik sekilas kursi disampingnya kemudian menghela napas dengan mata yang berkaca-kaca. Sekarang tidak ada yang menempati kursi itu. Kini Ia benar-benar sendirian dan itu karena dirinya sendiri.

    "Kowe ra iso mlayuuu saka kesalahan ajining diri ana ing lathiiiiiii" Naura bernyanyi heboh dan tangannya yang lentik bergerak kesana kemari mengikuti alunan musik.

    "SO BEBY PUL MI CLOSER IN DE BEK SHIT OP YU ROBER DEN ANO YU CAN AFOT BAY THET TATU ON SOLDER IN THE NANANANAN BALALALAALLAL JSUENCBUSKENHFJN WI AIN NEPER GETING OLDER" kali ini Naura menyanyikan lagu The Chainsmoker ft Halsey dengan judul 'closer' secara ngawur.

    Naura menghentakan kepalanya keatas dan kebawah mengikuti dentuman musik. Membuat rambutnya yang tergerai ikut berantakan kemana-mana. Tapi tidak lama karena Gibran dengan teganya mematikan musik tersebut.

    "Udah sampe." ucap Gibran lalu meninggalkan Naura yang kepalanya masih terasa berputar-putar.

    "Eh bang Gib tungguin Yura!!" teriak Naura.

...

    "Siapa ya namanya? Yura lupa. Bakul Keranda?... Kakul Beranda?... Yakul Miranda?... Tukul Bercanda?..."

   "Nakula Dirandra?" tebak Gibran.

   "Nah iya itu. Dukun Beranak!" pekik Naura.

    Potongan-potongan memori saat Naura bernyanyi dengan hebohnya kembali terputar dikepalanya. Membuat usaha untuk mengikhlaskan kepergian menjadi semakin sulit untuknya.

    Senyum dan tawa ceria, mata yang berbinar menyorot kebahagiaan, tingkah konyol yang selalu membuatnya tertawa, semua itu telah hilang. Hanya kehampaan yang tersisa.

    "Gue kangen lo Ra.." lirih Gibran dengan air mata yang mengalir deras.

    Bohong jika Gibran tidak hancur. Pemuda itu sangat hancur karena kehilangan seseorang yang sangat berarti dikehidupannya hanya karena ego dan gengsi. Ia menyesal.

.ʕ•ε•ʔ.

    Saat Naura membuka mata, yang Ia lihat hanyalah ruangan putih disekitarnya. Apakah Ia sudah berhasil? Ternyata tidak sesulit yang Ia bayangkan.

    "Naura," sapaan lembut yang memanggil namanya itu mengalun indah ditelinga Naura.

    Ia ternyata tidak sendiri. Tidak jauh didekatnya berdiri seorang wanita paruh baya yang tersenyum lembut kearahnya. Wanita itu terlihat anggun dengan gaun putih yang membalut tubuhnya.








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang