Ini hari Rabu, hari di mana semangat anak SMA seakan memudar karena kewajiban upacara pramuka yang membosankan. Pagi itu, pukul enam, rumah keluarga Aciel sudah ramai dengan kegiatan masing-masing.
Di ruang tamu, Jia, si kakak perempuan tengah menyuapi Jio, adik bungsunya yang masih betah dengan dunia kartun. Suapan demi suapan nasi hangat dengan abon ditelan oleh Jio. Sementara itu, Jaka, si kembar, sibuk mengurus kucingnya yang sedang asik menyantap sarden.
"Bang, awas dong!" rengek Jio, kesal karena Jaki yang mondar-mandir di depan televisi mengganggunya menonton film Frozen.
"Bentar ini urgent banget!" sahut Jaki dengan muka panik dan hawa menahan buang air besar.
Yang lain terlihat begitu tidak peduli, paling juga Jaki ngomong yang tidak penting.
"Ini kacu pramuka gue kemana ya?" tanyanya ke semua orang di ruang tamu.
Jaka dan Jio hanya menganggkat bahunya tidak tahu.
"Di rampok Jack sparrow kali." Jawab Jia asal yang di balas tatapan malas oleh Jaki.
Jaki pun meletakan tangannya di pinggang dan berekspresi meminta penjelasan yang benar.
"SERIUS INI KACU GUA MANA YAAAA?" Jaki mengacak-acak rambutnya frustasi, seluruh isi rumahnya berantakan hanya untuk mencari kacunya.
Di hari rabu gini, kacu lah yang menjadi barang berharga untuk si kembar, sebab jika tidak memakai akan kena hukuman yaitu membersihkan kamar mandi seluruh sekolah.
Namun bodohnya Jaki menghilangkan kacu nya.
Mungkin ia bisa saja beli yang baru—namun kacu dari sekolahnya berbeda, kacunya memiliki logo sekolahnya dibelakang kacu tersebut. Dimana jika diganti pun akan tetap kena hukuman karna menghilangkan yang original.
"Gua liat pas rabu kemaren lo taro di jidat pas pulang sekolah, udah gitu doang." Kata Jia yang masih menyuapi Jio.
"Aku juga liat bang waktu itu buat bedong Onyet, pas pulang sekolah Onyet dibedong tulisan di kacu nya 'Jaki gantenggg' gitu." Jio berbicara tanpa menghadap ke abangnya, ia masih terfokus menonton film favoritnya itu sambil makan.
Onyet itu nama kucingnya Jaka.
"APA APA TADI DEK, KUCING ABANG DI BEDONG?" Jaka pun berhenti melakukan aktifitas menyuapi kucingnya, sekarang ia sedang memandang Jio meminta penuh penjelasan terkait penindasan kucingnya tersebut.
Jaki yang mengingat kejadian itu pun langsung menutup matanya rapat-rapat, jaga-jaga kalo ada tapak suci mendarat di pipi tampannya. Bercanda.
Jaka cinta banget sama kucing, melebihi sayangnya sama manusia ataupun pacarnya sekaligus, tak heran saat kecil Jaki sering mendoakan Jaka di setiap sujudnya agar ia normal cinta manusia dan bukan cinta kucing.
Masalahnya saat kecil ia pernah melihat berita di tv bahwa ada manusia menikahi bantal, tembok, dan benda lainnya. Jadi walau dia kesal dengan Jaka, ia tetap mendoakan kewarasan Abangnya tersebut.
Jio yang merasa ditatap oleh Jaka pun langsung menganggukan kepala.
"Jaki lo beneran nyari mati ya..." Jaka melemparkan tatapan mencekram ke Jaki.
"AMPUN JAK," Jaki memberikan tangan ampun kepada Jaka, sekarang ia sedang tidak berminat bertengkar, ia hanya minat kacu nya saja.
"Itu kalo ketauan anak pramuka diomelin loh bang kacu buat mainan." Kata Jio.
"Emang biarin aja orang kaya gitu mah, mampus lo kena azab." Kata Jaka tepat di muka Jaki.
"Udah lah ayo berangkat sekolah, biarin aja dia mah." Jaka mengambil tas Jio dan tas miliknya, buru-buru ia membuka mobil untuk berangkat ke sekolah.
"Dih jahat banget lo sama sodara, tungguin gue lah, kalo nanti gue pingsan pas bersihin toilet gimana?"
Jaka lagi-lagi hanya menganggkat bahunya acuh tak peduli.
"Nanti juga di bangunin sama wewe gombel." Kata Jio yang masih melihat ke arah tv, nasinya sekarang juga sudah habis.
"Aduh ini baru adik gua." Jaka merasa bangga sekali, sekarang Jio sering ngatain Jaki, dulu yang dikatain hanyalah Jaka seorang diri.
Jaka pun berjalan ke arah Jio, duduk disampingnya dan ia peluk lalu cium pipinya sekilas.
"Aaaaa abang! bau sarden tau ga mulutnya!" Jio pun sibuk mengelap pipinya dengan tisu basah.
Jaka langsung kabur danmencabut kabel tv.
"BANGGGG!" Jio menatap abangnya dengan berapi-api.
"Kak ini gimana tolongin akuuuu." Jaki berdiri tepat di depan Jia, membuka tangan dan kakinya lebar untuk menghalangi kakaknya pergi.
"Giliran ada maunya aja aku aku." Jia menatap kesal adiknya tersebut, bagaimana tidak kesal, sudah dari semalam ia suruh siapkan malah sibuk chattingan dengan cewek.
Tanpa banyak omong, Jia langsung masuk ke kamar Jaki dan mencari kacu nya kemana dia berada, di lihat kamar Jaki sudah seperti kapal Titanic waktu mau tenggelam, sudah bukan berbentuk kamar melainkan kapal pecah.
Nihil, ia tidak menemukannya, yang ia temukan adalah foto polaroid Jaki dengan perempuan yang berbeda-beda dan kotak barang mantan yang sudah 4 bulan Jaki cari-cari.
"Udah lah Ki gausah pake kacu, itu nanti yang lain telat gimana?" tanya Jia.
"Ck, gue pinjem Lia deh kali aja dia ga sekolah." Kebetulan Lia merupakan tetangga depan rumah sekaligus teman sekolahnya Jaki sejak ia TK.
Motto Jaki kalo barangnya ilang, "AH gue pinjem aja kali ya ke temen gue yang ga sekolah?"
Motto tersebut sudah dijalankan sejak ia menduduki bangku kelas 5 SD.
Jaki langsung lari, menuruni tangga dengan duduk di pegangannya alias merosot, biar cepat. Padahal dulu waktu kecil ia pernah tersungkur dari situ karna main sama Jaka hingga pinggangnya bergeser, namun anak itu tidak ada kapoknya.
Jia pergi ke mobil, didalam sudah ada Jio yang duduk di depan dan juga Jaka yang sedang duduk dibelakang.
Jaka ngeliat Jio nonton Frozen untuk kesekian kalinya sampai gumoh sendiri. Jio sih bilangnya seru tapi Jaka yang muak liatnya.
"Itu si Jaki ngapain si?" tanya Jaka.
"Minjem kacu lah, kaya gatau aja motto nya Jaki." Jawab Jia sambil mengeluarkan mobil dari parkiran.
Si kembar itu ga bakal bawa motor kalo pulang sekolah ga ada acara dan mereka lagi jomblo. Dan juga memang kebiasaan di antar Jia, karna waktu SMP Jia pernah membiarkan mereka jalan sendiri, eh bukannya berangkat ke sekolah malah nongkrong di tukang somay.
2 minggu mereka seperti itu tanpa di ketahui Jia.
"Jaki kaya gatau aja dah Lia kan masuk setiap hari, modus aja tuh anak." Kata Jaka yang melihati Jaki dan Lia sedang mengobrol diteras rumahnya Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
J Sibling's
FanfictionKisah keseharian empat bersaudara, yaitu Jia si cantik sebagai anak pertama, kemudian si kembar yang paling menyebalkan yaitu Jaka dan Jaki, dan terakhir ada anak paling menggemaskan yaitu Jio.