Jaka sedang perjalanan pulang kerumah, tapi siapa sangka ketemu si Jaki dijalanan bawa motor sambil geber-geberin Jaka.
Meski sudah liburan akhir tahun tapi Jaki masih harus kerja kelompok.
Bukan karna rajin atau ingin ngambis melainkan kerja kelompok untuk siswa yang nilainya tertinggal dikelas. Karna dikelasnya cukup banyak yang bermasalah jadilah gurunya menyuruh kerja kelompok untuk memperbaiki nilai semester 3 ini.
Ketika sampai dipekarangan rumah Jaki langsung turun dan menjegat Jaka.
Jaka sedikit kebingungan namun dia melihat ada mobil tak asing yang terparkir.
"Please Jak," Pinta Jaki memohon.
Jaka memandang Jaki sedikit sebal dan kemudian mengikuti keinginan Jaki. Ia menyenderkan tubuhnya dipagar dan menghela nafas panjang, ada sedikit kekhawatiran dibenaknya.
Jaki mengedipkan satu mata untuk menggoda teman kecilnya yang baru saja lewat dengan membawa kantong kresek berisi martabak.
"Cewe, kiw." Godanya dan membuat Lia langsung memasang muka muntah kemudian berjalan kerumahnya yang tepat didepan rumah mereka.
Namun dia menyadari seperti ada yang mengikutinya, kemudian ia menoleh kebelakang dan melihat Jaki sedang berjalan tanpa wajah bersalah.
Meski Lia hanya menengok namun Jaki sudah menganggap itu sebuah izin bahwa dia boleh main kerumahnya, lalu ia mengajak Jaka untuk kerumah Lia juga.
"Dirumah lo ada—" Ucap Lia sambil menyediakan teh hangat dan cemilan.
"Tau gue." Potong Jaka cepat.
Lia kemudian duduk dan berekspresi kaget, "Oh tumben."
"Tumben kenapa?" Tanya Jaka penasaran.
Lia berdehem, "Tumben gak durhaka."
Jaki spontan tertawa dan menepuk tangan, disusul Lia nyengir tanpa berdosa.
"Maksud gue tumben lu gak memberontak Jak." Sambungnya.
Jaka tertawa dan menggelengkan kepala, "Udah tobat."
Lia dan Jaki mengangguk sok percaya, kemudian mereka berdua mengobrol dan bercanda.
Berbeda dengan Jaka yang mulai membuka tas Jaki dan mengambil ipad nya untuk melihat cctv rumah.
Dia tidak berniat mengintai kok, dia hanya ingin melihat apakah adiknya dalam keadaan senang dengan Mama.
Ia mulai menggeser dan memilih cctv ruang tamu karna mereka semua berada disana.
Perlahan senyum terukir dibibirnya, ia hanya senang melihat Jio dengan Mama. Ah sayangnya dia tidak bisa mendengar percakapan mereka kalau tidak menggunakan earphone atau sesuatu yang hubungkan dengan bluetooth. Tapi tak apa, dia kan hanya ingin memastikan adiknya dalam keadaan baik.
Jaki sedikit melirik ke Jaka, sebenarnya sedari tadi ia sedang khawatir. Jujur meninggalkan Jio dirumah hanya dengan Mama membuat perasaannya tidak enak. Entahlah, mungkin karna dia ingat Mamanya kasar dan aneh.
Dia pun melanjutkan mengobrol dengan Lia untuk menghilangkan rasa khawatirnya, namun suara jatuh tabnya dan kepergian Jaka membuat ia mengambil tab tersebut dan langsung berlari kerumah.
Benar, baru saja Jaka menjatuhkan ipadnya begitu saja dan langsung berlari kerumah. Jaki benar-benar terkejut ketika melihat rekaman di cctv kalau Patra sedang menarik paksa gips dari tangan Jio.
KAMU SEDANG MEMBACA
J Sibling's
FanfictionKisah keseharian empat bersaudara, yaitu Jia si cantik sebagai anak pertama, kemudian si kembar yang paling menyebalkan yaitu Jaka dan Jaki, dan terakhir ada anak paling menggemaskan yaitu Jio.