58. Old Memories

390 37 0
                                    

*Jio 4 tahun, Jaka & Jaki 9 tahun, Jia 11 tahun.

Empat orang anak sedang bersepeda dan mencari tampat untuk berpiknik. Dengan membawa beberapa bekal makanan dan minuman, kamera dan tak lupa  karpet kecil dan ringan untuk mereka duduk disana.

Tapi masalahnya adalah—

Orang yang mengetahui dimana mereka akan berpiknik malah lupa jalannya.

Orang itu adalah Jio, anak TK A yang menduduki peringkat pertama dikelasnya, patut dibanggakan namun tidak dengan penilaian sikap yang mendapat nilai D minus, yang berarti sangat buruk.

Anak itu duduk dibelakang Kakaknya sembari memeluk Kakaknya erat-erat agar tidak jatuh. Sementara Jia yang sedari tadi mengayuh sepedanya sudah berkeringat bercucuran.

"Dek kemana lagi abis ini?" Tananya terengah-engah ketika ia memberhentikan sepedanya ditepi jalan dan disusul dengan sepeda bmx berwarna merah yang berisi Jaka dan Jaki yang tak kalah ngos-ngosan.

Jio mengedipkan mata beberapa kali lalu meletakan telunjuknya didagu, "Hmm, dimana ya io lupa." Jawabnya tanpa merasa bersalah.

Jaka sudah memutar bola mata pasrah, sudah sepatutnya ia tidak ikut dalam petualangan ini, lebih baik ia menyelonjorkan kaki dikamar dan memainkan game seharian.

Jia bernafas panjang dan bersabar, ia kemudian bertanya kembali untuk memastikan, ia tidak ingin pulang lagi kerumah karna sudah cukup jauh mereka pergi.

"Ayo di inget-inget, tadi kan Dek io yang ngajak, pasti kamu inget Dek." Ucapnya meyakini kalau adiknya itu pasti ingat.

"Hm, coba belok kesitu Kak." Ucapnya sembari menunjuk ke arah kiri, "Pokoknya yang ada pohon besarnya sama ada ayunannya Kak."

Jia mengagguk dan langsung menginjak pedal sepedanya lagi ke arah yang ditunjuk adiknya.

Sementara si kembar mulai misuh-misuh tak mau membawa sepeda.

"Nih gantian Ki." Perintah Jaka ke adik kembarnya yang sedang berdiri di jalu sambil membenarkan topinya.

"Gak!" Tolak Jaki mentah-mentah, "Akukan udah bawa ditanjakan tadi, capek banget tau ga Jak."

Jaka mendecak kesal dan setelah itu langsung menggoes sepedanya kencang dengan keadaan Jaki yang belum memegang pundaknya, sehingga Jaki hampir terjengkang dan ingin jatuh.

"Gila nih orang." Protes Jaki.

"Malu orangmah sama Kakak, dia aja cewek kuat tuh bawa dari tadi gak gantian, terus juga dia yang bawa barang-barang." Ujar Jaki sok menasehati kembarannya.

"Ya kamu malu juga lah, masa bawa tanjakan doang capek. Situ Jaki atau Aki-aki." Sahut Jaka kemudian mendapat toyoran dikepala dari Jaki yang cukup kencang.

Mereka berdebat hingga tak terasa ternyata sepeda sang Kakak sudah berhenti didepan tempat yang dimaksud Jio, ah leganya.

Benar kata Jio, tempatnya terlihat begitu indah dan tenang. Dan lebih bagusnya lagi disini hanya ada mereka berempat, tidak ada orang lagi. Mungkin banyak yang belum tahu tempat ini. Jio juga tahu karna kemarin TK nya mengadakan piknik disini.

Jaki langsung loncat dari sepeda ketika sepeda itu belum berhenti, sementara Jaka langsung menjatuhkan sepedanya begitu saja dan lari mengejar saudaranya.

Sementara Jia melepaskan helm bersepeda adiknya dulu dan mencubit pipi Jio pelan sebelum akhirnya Jio ikut berlari menyusul kedua Abangnya dan meninggalkannya.

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang