49. Bolos Sekolah Dulu

413 36 1
                                    

Jaki langsung pulang kerumah setelah sekolah, ia tidak melihat Kakaknya maupun Adiknya. Jio sekarang sering menginap dirumah temannya. Sekarang rumahnya sepi.

Seperti biasa ia memilih kehalaman belakang untuk melihat air kolam renang, entahlah belakangan ini dia merasa hampa dan kosong. Dia duduk dikursi santai kolam renang sambil meminum kopi yang ia beli tadi di café.

Ia membiarkan tubuhnya terkena cahaya matahari sore. Akhir-akhir ini dia senang jika terkena panas matahari, atau diguyur hujan, atau terkena hembusan angin. Ia merasa lebih tenang dan nikmat.

Jaki tertidur tepat setelah kopinya habis, padahal kopinya expresso. Ia tertidur cukup pulas hingga menjelang magrib, ia mendengar ada yang masuk, dan itu Kakaknya. Ia melihat Kakanya dari pantulan kaca, penampilannya sangat kacau, rambutnya kusut dan wajahnya sembab. Habis nangisin apalagi dia.




Jaki berdiri diam didepan kamar Jia, ia membawakan makanan dan segelas susu hangat untuk Kakaknya setelah ia melihat ada obat sakit maag dimeja dapur. Dan dia juga mendengar Jia menangis tengah malam, ditambah pintu kamar itu tertutup sejak ia pulang.

Kakaknya belum makan dari pagi, jika seperti ini terus mungkin dia bisa mati. Jaki ingin mengeluarkan suara dan masuk untuk duduk bersama Kakaknya, namun ia urungkan dalam-dalam, ia memilih meletakan makanannya didepan pintu kamar dan mengetuk kamarnya dan pergi berangkat sekolah.

Seperti biasa ketika Jaki berjalan masuk semua memandanginya, dulu dia merasa senang dan akan langsung tebar pesona, namun sekarang ini dia merasa risih, dia sedang butuh privasi belakangan ini. Bahkan dia enggan menanggapi candaan para fans perempuannya, beda dari yang dulu.

"Jaki lo disuruh ke ruang bk dipanggil walikelas Jaka." Ucap anak OSIS yang lewat nyamperin Jaki.

Jaki hanya mengangguk, dia seperti cowok dingin belakangan ini, padahal dia dulu disebut 'reog', atau karna Jaki sering nyengir hingga giginya keliatan dijuluki 'Anak Pepsodent'. Namun sekarang Jaki kayaknya udah cocok dijuluki 'Cool boy' deh.



"Jaki, kembaranmu sudah ada kabar belum? Jaka masuk ke daftar siswa eligible, nilainya bagus dan prestasinya cukup banyak, ibu mau nanya-nanya ke dia ingin daftar kuliah dimana."

Jaki terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan, dia tau Jaka dulu ingin masuk ITB, tapi dia gak inget kembarannya mau jurusan apa.

"ITB bu kayanya."

Walikelas Jaka kemudian menghela nafas panjang dan tersenyum, "Baiklah, tapi Jaka sudah ada kabar belum."

Jaki menggeleng lemah.

"Bu jika tidak ada yang mau ditanyakan lagi saya izin ke kelas ya, saya mau ngerjain tugas yang belum." Ucapnya berbohong padahal dia gak ada tugas, dia cuma mau kabur dari pertanyaan aja.

"Kamu ikut Ibu keruang bk." Ucapan guru BK tersebut menghentikan langkah Jaki. Jaki mengeluh dalam hati, padahal dia malas dengan guru BK nya.

Benarkan sesuai dugaannya dia disuruh menceritakan masalah apa yang sedang dialaminya di ruang BK, kata gurunya sih 'Barang kali ibu bisa bantu.' Walau sebenarnya tidak ada yang bisa dibantu oleh gurunya, karna dia hanya memberi saran-saran sementara Jaki tidak mempan dengan itu.

"Jadi gitu bu." Jaki selesai menceeritakan masalahnya karna terpaksa dan dipaksa, jadi dia hanya menceritakan rinciannya saja.

Setelah itu benar saja, guru itu memberikan saran yang sepertinya tak berguna karna tidak masuk ke telinga Jaki.

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang