3. Traffic Jam

1.4K 102 3
                                    

"Cemburu ya bang?" Gurau Jio ke Abangnya tersebut.

"Strawberry nya bang mamat, ngapain amat?" Jawab Jaka dengan pantun yang ia buat asal di otaknya.

"Bang Mamat makan nasi, masa siiii." balas Jia dengan broken pantun juga.

Jaka nya diam saja, lalu menurunkan kaca mobil dan berteriak, "WOY JAKI LAMA BANGET DAH LU." Ia tatap adik kembarnya dengan mematikan.

"Iya, iya sabar dulu nih elah, berisik amat." Jawab Jaki dari sebrang tanpa menoleh.

Sebenarnya Lia pasti masuk sekolah, dan Jaki tahu itu, tapi Jaki menyempatkan diri untuk mengajak Lia berangkat sekolah bareng, walau kursi mobilnya hanya 5 seat namun setidaknya di bagian belakang muat berempat.

"Assalamualaikum, bareng dong!" ucap seseorang yang sudah duduk manis sambil tersenyum riang seperti anak TK di sebelah Jaka.

Tidak ada yang heran, tidak ada yang kaget, memang sudah biasa Harsa seperti itu. Yang baru masuk itu namanya Harsa.

"Waalikumussalam, ga boleh, sekarang udah berbayar mending lo ngesot." Ujar Jaka sambil mendorong-dorong tubuh Harsa.

Harsa itu teman mereka sejak jaman mereka masih bedakan yang kaya kue mochi, alias ga rata. Mereka sudah berteman dari jaman TK, bosan? Tentu, apalagi kelakuan si Harsa ini 11/12 kaya setan.

"Gitu banget si lo kalo ngomong." Harsa menyumpali mulut Jaka dengan donat dua ribuan yang ia beli diwarung sebelum berangkat kesini.

"BAU ILER LO, EW!" ujar Jaka sambil menutup mulutnya.

"GUA UDAH GOSOK GIGI YA."

"Sa, kalo kata gua lu di bagasi, soalnya Mahendra mau ngajak Lia tuh keliatannya." Jia sudah memprediksi keliatannya memang Jaki mengajak Lia.

"Ah elah, makanya mobil tuh beli yang kursinya enam apa, kan enak kalo gitu gue numpangnya." Dasar tidak tahu diri, sudah ditumpangi banyak maunya pula. Ia turun dari mobil, dan malah pindah ke depan.

"Eh dede Jio, sini abang pangku."

"Ga muat Bang, badannya kan gede?" tanya Jio tanpa merasa bersalah.

"Ga abangnya, ga adeknya, ga kakak nya, mulutnya sama aja semua." Sambil bicara Harsa duduk di sebelah Jio, menggeser tubuh Jio yang berbanding terbalik oleh Harsa.

"Dih nanti di tilang polisi gimana Bang?"

"Nanti dia yang kita turunin, kalo polisi nya minta uang ya jual aja si Harsa." Sahut Jia.

"YA ALLAH TEGA BANGET."

"Ya gini ya sa, yang ada lo sama Jio di belakang terus Lia nya didepan..." Jia kalo ngomong sama Harsa harus menambah kesabarannya.

"Oiya bener juga, ayo dede kita ke belakang."

Dari jaman Harsa pertama kali ngeliat Jio, dia suka ikutan manggil 'Dede Jio'.




"Lia lo sekolah ga?" sebenarnya pertanyaan itu sangat tidak berbobot karna jelas-jelas Lia keluar rumah menggunakan seragam pramuka.

Lia hanya memandangi Jaki dengan tatapan malas, tangannya ia lipat dan badannya di senderkan ke tembok.

"Pertanyaan lo ga berbobot tau ga?" jawabnya dengan pedas.

"Ehehehe." Jaki nya terkekeh sambil garuk-garuk rambutnya yang gak gatal sama sekali.

"Yaudah mau bareng ga?" tanya Jaki menawari Lia, tanpa dia tahu bahwa mobilnya hampir penuh.

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang