36. Masero

412 45 0
                                    

Jaka baru saja ingin melepaskan seluruh beban hidupnya dikasur. Dia baru saja selesai merapihkan barang yang berserakan dikamarnya dan meletakan baju kotor Jio ke keranjang baju. Tadi adiknya sempat muntah lagi beberapa kali, dan batuk cukup parah sampai akhirnya tertidur, sepertinya efek obatnya mulai bereaksi.

Ini pertama kalinya Jaka ngerawat Jio sakit, sendiri lagi. Biasanya yang ngurus ya kalian taulah antek-anteknya Jio, yaitu Jia dan Jaki.

Walau gak pernah ngurus Jaka udah tau, Jio kalo sakit ya gamau ditinggal, maunya ditemenin 25/7. Terus makannya susah banget dan gamau makan kalo gak disuapin. Dan Jio sakitnya jarang banget, mungkin bisa setahun paling banyak Cuma 3 kali, makanya sekalinya sakit bikin orang rumah kewalahan ngurusnya.

"Lucu juga si bocil kalo tidur." Jaka tengkurep tepat disebelah adiknya tengkurep tepat disebelah adiknya yang sedang tertidur pulas setelah melewati banyak masa sulit. Mata kecilnya sedikit tertutup oleh helaian rambut yang panjang.

Kemudia ia memilih menyalakan ponselnya dan mencari game online kesayangannya. Ketika ponsel dengan memori hampir penuh itu digunakan untuk main game, dia tinggal menunggu kapan ponsel itu akan meledak saja. Karna sebenarnya kalo buat main game bakal panas banget ngalahin ngeliat mantan jalan sama gebetan baru.

Tapi Jaka ngerasa ada yang masuk rumah, telinga dia cukup sensitif untuk hal seperti itu.

Ia pun berjalan mendekati pintu kamarnya hanya untuk melihat itu manusia atau makhluk astral.

Namun ketika ia baru membuka pintu seseorang mendorongnya dengan sangat keras hingga ia terjatuh dan kepalanya terpentok meja.

"ADIKKU?"

Teriak orang yang mendorong Jaka tanpa merasa berdosa, itu Jaki.

"ADIKKU JUGA?"

Disusul Harsa yang ikut menginjak kaki Jaka dengan kencang.

"Aw!" Seru Jaka dan mendesis kesakitan sambil memegangi kepalanya.

Tanpa rasa bersalah Jaki langsung loncat kekasur dan memeluk Jio kencang, lalu menciumnya dan bilang. "Adek tadi kamu gak disiksa kan sama cecunguk itu?" Tanya Jaki sambil menunjuk Jaka.

Didetik yang sama Jaka rasanya ingin melemparkan tubuh Jaki ke luar jendela. Karna dari tadi dia berusaha keras biar Jio tidur dan akhirnya 18 menit yang lalu anak itu tidur. Dan sekarang Jaki datang tanpa beban ingin membangunkannya.

Namun sebelum Jaka menggapai tubuh Jaki, Jio sudah mulai membuka mata dan langsung duduk.

Tadi pas tidur dia ngerasa ada orang yang meluknya bau banget menusuk indra penciumannya, kaya bau belum mandi 3 hari. Belum lagi goncangan dikasur yang membuat perut itu mual kembali.

Didetik itu juga ia mengeluarkan isi perutnya untuk kesekian kalinya.

"Huekkk!" Ia memuntahkannya dikasur. Kasur Jaka kotor sekarang, tapi Jaka bersyukur sebab Jaki terkena muntahannya. Bagus deh kalo gitu.

Jaka melotot frustasi sebab itu adalah kasur dan sepreinya. Tadi dia memang menyuruh Jio untuk tidur dikamarnya saja karna Jaka gak boleh kemana-mana.

Ini gila.

"Maaf Bang, soalnya tadi Bang Jaki bau banget aku gak kuat." Permintaan maaf dari Jio setelah selesai muntah dikasur Jaka.

Jaka masih terdiam kaku, mulutnya terbuka, matanya tak berkedip, namun kepalanya mengangguk. Ia masih terkejut.

Akhirnya ia menyuruh Jaki dan Harsa buat ngirim sepreinya ke laundry, gak lupa kasurnya suruh dibersihin juga. Dia pokoknya tinggal terima jadi.


J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang