51. It Feels Like...

385 40 0
                                    

Benar saja Altezza merangkul paksa Jio sampai kerumahnya. Dengan berbagai cara ia lakukan agar Jio mau datang kerumahnya.

Yang mengejutkan rumahnya satu komplek dengan rumah Vanilla ternyata, ya meskipun beda beberapa blok.

"Awas lu boong." Ancam Jio didepan rumah Altezza.

Altezza tertawa kecil kemudian mengajak Jio masuk kerumahnya.

Namun ada yang membuat Jio sedikit tercekat ketika ia masuk. Ada Vanilla dan Mamanya Altezza atau yang dikenal dengan nama Lavina. Dia yakin sekali itu Mamanya Altez, karna ia melihat sama persis ketika anak itu pindah kesekolahnya.

Apa mereka berdua pacaran ya? Makanya disekolah sering main berdua mulu, gumam Jio dalam hati.

Mamanya menengok kearah mereka berdua dan tersenyum menghampiri, "Bolanya menang Tez?" Tanyanya kemudian beralih menghadap Jio.

"Kalah Mah," Jawab Altezza. Kemudian dia memasang wajah ternganga melihat betapa antusias Mamanya melihat Jio.

"Loh ini Jio Jio yang itu ya." Sapanya sembari menatap wajah Jio. Jio malah tersenyum kebingungan. Sementara Vanilla yang tadinya tidak peduli dengan keberadaan Altezza kini langsung menengok ke arah mereka dan melambaikan tangan gembira.

"I-iya tante." Jawabnya kaku, "Kok tau?" Tananya penasaran.

Tentu penasaran, kan dia tidak pernah main dengan Altezza sejak hari pertama anak itu pindah ke sekolahnya.

"Tau dong kan kamu yang—"

"TANTE." Teriak Vanilla dengan tangan penuh tepung kue dan langsung menghampiri mereka.

Lavina langsung nyengir menahan tawa ketika melihat Vanilla.

"Ah udah, udah, lupain aja. Ayo masuk." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.




Lavina memandangi wajah tiga bocah dihadapannya bergantian, wajah mereka sangat serius ingin mengetahui jawaban.

"Di Semarang." Ucapnya memberi tahu mereka.

"Alamat lengkapnya dimana tante?" Tanya Jio.

Bukannya menjawab Lavina malah kembali bertanya.

"Kamu gak niat mau kesana kan Jio?"

Jio mengangguk mantap, "Aku harus kesana."

"Itu jauh dari sini loh, kamu sama siapa?"

"Deket sih Ma," Protes Altezza yang gak digubris.

"Sama Kakak aku." Jawabnya berbohong.

Lavina tertawa ringan dan menggelengkan kepala, "Kakak dan Abang kamu yang suruh rahasiain penjaranya Jio, mana mungkin dia mau nganterin."

Jio menarik sudut bibirnya berfikir.

"Ehm gini deh, kalo emang kamu mau banget bisa sama Altez nanti hari jum'at pulang sekolah langsung aja, nanti disana ada apartemen Omanya Altez nah kalian bisa istirahat disitu untuk sementara. Pulangnya minggu subuh aja biar malem insyaallah udah sampe. Nanti kalo senin kecapean Tante yang bikinin surat izinnya gimana?"

Jio menengok ke Altezza untuk menanyakan jawaban, dan anak itu mengangguk gembira seperti ingin diajak jalan-jalan. Ya memang ini terdengar seperti ingin jalan-jalan, tapi kan tujuannya berbeda.

Lavina menatap dalam anak itu kemudian mengambil kertas dan pulpen, ia menuliskan alamat lengkapnya disana dan memberikannya ke Jio.

"Tante makasih banyak." Jio memberikan senyuman semanis gula hingga matanya menghilang.

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang